73

3.8K 489 62
                                    

"Kita mau ke mana mas hari ini?" tanya Andin ketika ia dan suaminya sedang duduk bersama untuk memakan sandwich di hari yang sudah lumayan siang ini.

"Saya mau ajak kamu makan di salah satu restoran favorit di sekitar sini tapi agak sore aja ya, habis itu kita ke St. Mark's Square yang kemarin belum jadi kita kunjungi."

Andin mengangguk.

"Enak gak sandwichnya?" tanya Al memulai obrolan ringan.

"Biasa aja, enakkan buatan Kiki," jawab Andin sambil memasukan sepotong sandwich ke dalam mulutnya.

"Tapi udah mau abis aja tuh," sindir Al melihat makanan Andin sudah hampir habis.

"Karena laper aja ini mah."

Al tersenyum gemas melihat tingkah istrinya, tangannya terulur mengusap mayones yang tersisa di sudut bibir Andin.

"Katanya biasa aja tapi makannya gak pelan-pelan sampe belepotan gini."

Andin tersenyum malu, "udah lah mas gak usah dibahas."

..

"Dandan banget?" sindir Al melihat istrinya sangat cantik dengan make up tipis di wajahnya.

Andin yang sedang berada di meja rias mengerutkan keningnya lalu menatap suaminya, kenapa dia? pikir Andin.

"Kenapa?" tanya Andin berjalan menghampiri suaminya yang sedang duduk di pinggir tempat tidur.

"Biar apa kayak gitu?"

"Hah?"

"Biar ditaksir bule?" ucap Al sok cuek.

"Dih,"
"Biarpun kamu item mas, aku tuh cinta sama kamu, jadi kalaupun ada bule naksir aku ya biarin aja aku gak akan tergoda," Andin tersenyum meledek sambil melipat kedua tangannya di dada di depan suaminya.

"Oh gituu.." Al menarik Andin sementara Andin sibuk mempertahankan diri agar Al tidak berhasil menariknya mendekat.

"Ihhhh.. mass.."

"Sinii.."

"Gak mauu.." Andin tau Al akan mengelitikinya, makanya ia bersikeras melepaskan diri.

"ADUH!"

"EH!"

Bukan berhasil menarik Andin mendekat tapi Al berhasil membuat Andin tersandung dan terjatuh ke atas tubuhnya di tempat tidur. Mereka bertatapan beberapa saat.

"Suaminya mau peluk aja gak boleh," ucap Al pelan karena wajah Andin berada tepat hanya beberapa senti di depan wajahnya, tangannya bergerak melingkari pinggang Andin.

"Kalau mau peluk aja harusnya bilang baik-baik, jangan narik gitu, aku kan jadi ngira mau dikelitikin," Andin tersenyum lalu menoel gemas ujung hidung mancung di depannya dengan jari telunjuk.

Andin melingkarkan tangannya di leher Al dan menenggelamkan kepalanya juga di sana, memeluk suaminya dengan posisi yang masih sama.

Tidak sampai satu menit, Al dengan cepat membalik posisi mereka sehingga Andin menjadi terbaring di bawahnya, setelah itu Al benar-benar mengelitiki istrinya.

"Mass.."
"Ahahaha.."
"Tuh kaann.."
"Masss geliii.."
"Mas, mas, udah mas.."
"Hahaha"
"Mas Allll.."

Andin terus tertawa dan memukul-mukul suaminya, sementara Al tetap tidak memberikan ampun sampai ia melihat Andin terngengah-engah kelelahan tertawa dan memberikan perlawanan.

"Udah ah kasian istri saya," Al bangkit dari atas tubuh Andin dan mengulurkan tangannya untuk membantu istrinya itu berdiri.

"Aduhh.."
"Huhh.."
Setelah mengatur nafas, Andin meraih tangan suaminya.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang