12

5.5K 408 12
                                    

"Enak?" tanya Andin yang sedang memperhatikan Al makan.

"Siapa yang masak?"

"Aku"

"Biasa aja"

"Masa sih mas?" Andin memasang ekspresi meledek, pasalnya Al makan dengan sangat lahap.

Al tidak menghiraukan Andin, ia melanjutkan makannya sampai sedikit belepotan di sekitaran bibirnya.

"Ga enak tapi sampe belepotan gini" Andin semakin meledek Al sambil tangannya mengusap sisa makanan yang menempel di pinggir bibir Al.

Al hanya terdiam merasakan jantungnya berdebar diperlakukan seperti itu oleh istrinya, sampai Andin menyadarkannya.

"Mas"

"Eh"

"Terpesona ya? Gimana enak ga punya istri? Ada yang nemenin, ada yang elapin, hm?" Andin tidak henti menggoda Al. Al menjadi salah tingkah dibuatnya. Al melanjutkan makannya untuk menutupi salah tingkahnya.

"Mas" Andin memanggil Al tapi tidak direspon.

"Mas Al"

"Saya lagi makan Andin"

"Udah abis kok itu, ini minum" Andin menuangkan air putih ke gelas Al dan menyodorkannya ke depan Al.

"Mas aku mau tanya"

"Apa lagi?" Al menaruh gelasnya ke meja dan menatap Andin.

"Kenapa kamu ga bisa cinta sama aku?" Al diam, ia bingung harus menjawab apa karena sebenarnya ia sudah mencintai Andin hanya saja ada rasa gengsi yang besar di sana.

"Bukan ga bisa Andin, tapi belum."

"Kenapa mas? Apa yang kurang? Kita udah menikah lebih dari 6 bulan"

"Saya ngga tau Ndin, gabisa dipaksa"

"Atau jangan-jangan kamu sebenernya udah cinta sama aku mas? Tapi kamu gengsi" Andin kembali menggoda Al membuat Al terkejut, bagaimana Andin tau itu.

"Ap-apaan sih Ndin, ya-ya ngga lah." Al menjawabnya dengan gelagapan.

"Buktinya kamu takut banget kalo aku marah"

"Ya kan kamu istri saya, tanggung jawab saya. Kamu kalo marah, kalo ngambek kabur, kalo kenapa-kenapa saya yang repot."

"Ngeles aja kamu mas"

"Terserah kamu Ndin" Al pasrah dengan celotehan Andin yang terus menggodanya.

"Aku gatau apa yang ada di hati dan pikiran kamu mas, tapi aku harap kamu betul-betul belajar dan berusaha mencintai aku ya, aku akan tunggu" Andin kembali serius, ia mengatakannya sambil menggenggam sebelah tangan Al dan tersenyum sedih.

"Iya" jawab Al pelan sambil mengangguk.

"Ya udah kamu istirahat, aku mau beresin ini dulu."

"Kiki kemana?"

"Udah di kamarnya mas, udah malam"

"Perlu saya bantu?"

"Ngga usah mas, udah sana"

Andin melamun sambil membereskan meja makan bekas Al tadi.

Sebenarnya dalam hati Andin masih bertanya-tanya tentang hubungan Al dan Michelle, sedekat apa mereka, kenapa Michelle banyak mengetahui tentang Al. Tapi Andin akan cari tau itu nanti, ia tidak ingin Michelle berhasil menang dengan merusak rumah tangganya. Fokusnya saat ini adalah bagaimana agar Al bisa mencintainya bukan wanita lain.

Tanpa disadari Andin menyenggol gelas yang tadi digunakan oleh Al hingga terjatuh dan pecah.

Praangg

Andin terkejut, memejamkan matanya sebentar dan menarik nafas panjang sebelum memulai membersihkan beling yang berecer.

Al yang memang sedang duduk di ruang keluarga tidak jauh dari dapur pun mendengarnya. Ia terkejut dan refleks langsung berlari ke arah suara itu berasal.

Tiba di dapur Al melihat Andin sedang berjongkok membersihkan kepingan beling dengan tanggannya.

Al langsung menghampiri Andin.
"Ndin"

"Mas"

"Udah gausah, biar Kiki aja ya besok, nanti kamu kena belingnya"

"Gapapa mas, takut nanti malam ada yang bangun lewat sini kan keinjek bahaya" Andin tetap mengumpulkan ceceran belingnya. Sepersekian detik kemudian,

"Awh" telunjuk Andin tergores beling dan berdarah.

"Tuh kan saya bilang apa"

Al panik kemudian langsung membawa Andin bangun dan mendudukkannya di kursi makan, Al duduk disebelahnya.

"Mana saya liat" Al menarik tangan Andin yang terluka. Andin hanya meringis merasakan perih di jarinya.

"Dalem Ndin, darahnya keluar terus makin banyak" tanpa di duga Al memasukan telunjuk Andin ke mulutnya, menghisap darah yang keluar dari sana, bermaksud membuatnya berhenti.

Andin terkejut melihat itu, ia menatap Al yang sedang fokus pada jarinya tanpa berkedip.

Al melepaskan jari Andin dari mulutnya setelah dirasa darahnya sudah berhenti.

"Udah berenti" Al sudah melihat luka sobek tanpa darah di sana.

"Makasih mas" ucap Andin pelan sambil menatap Al, tatapan itu dibalas oleh Al.

"Ke kemar ya, obatin" ajak Al mempersilahkan Andin jalan duluan.

..

"Mas aku bisa" ucap Andin ingin mengambil obat di tangan Al saat Al hendak memakaikan di jarinya.

"Biar saya" nada tegas Al membuat Andin hanya menerimanya.

"Udah"
"Saya panggil Kiki dulu buat bersihin belingnya"

Andin tersenyum setelah Al keluar dari kamarnya.
"Andai aja kamu udah cinta sama aku mas, pasti aku seneng banget. Bukan sekedar tanggung jawab karena ikatan pernikahan" gumam Andin dalam hatinya.

....

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang