81

2.6K 391 76
                                    

"Rio.."

"Rio?"

Andin ditarik oleh Rio untuk menyelamatkannya dari tabrakan motor yang melaju cepat.

Al menghentikan larinya sebentar ketika melihat Rio menolong istrinya.

Sementara motor itu, membanting stir ke kiri hingga terjatuh karena menabrak pembatas jalan tapi setelah itu segera bangkit dan melarikan diri dengan motornya.

"Terima kasih Rio," ucap Andin sambil meringis.

Al melanjutkan langkahnya untuk menemui Andin dan Rio yang tersungkur di jalanan, ia melihat Rio bersiap mengangkat Andin karena kaki Andin sepertinya terkilir, heelsnya patah, tapi Andin menolak, Rio memaksa untuk setidaknya memapah Andin karena Andin dianggapnya tidak bisa jalan sendiri, Al melihat semua itu tapi Andin dan Rio tidak melihat Al, mereka sibuk pada diri mereka sendiri yang hampir saja kecelakaan.

"Biar saya," Al segera melepaskan tangan Andin yang dilingkarkan Rio di pundaknya lalu mengangkat Andin.

"Mas?" Andin bingung kenapa suaminya ada di sana.

"Terima kasih sudah menolong istri saya, kami permisi," Al langsung membawa Andin ke mobilnya.

Rio menatap punggung Aldebaran dan tersenyum tipis, senyuman menyebalkan.

..

"Kamu gak kenapa-kenapa kan Ndin?" setelah menurunkan Andin di mobilnya, Al memeriksa seluruh tubuh Andin, memastikan tidak ada luka yang serius.

"Gak apa-apa, cuma ini terkilir, heelsnya patah," adu Andin.
"Kamu kok ada di sini mas?"

"Antar itu barang-barang kamu," tunjuk Al ke kursi belakang mobilnya.

"Kenapa gak ojek online?"

"Saya mau antar sendiri emangnya gak boleh?"

"Bukannya gitu, takutnya ngerepotin aja mas."

"Lagian kalau saya gak ke sini, saya gak akan tau kalau kamu hampir kecelakaan,"
"Mau ngapain sih nyebrang-nyebrang? Gak hati-hati lagi," omel Al sambil mengangkat kaki Andin ke pangkuannua untuk diobati.

"Mau beli buah itu," tunjuk Andin pada tukang buah yang ditujunya.
"Jangan marah-marah, kan aku gak apa-apa mas," Andin berusaha menenangkan suaminya, suaminya yang akan sangat berlebihan jika sesuatu terjadi padanya.

"Iya untungnya gak apa-apa, untung ada Rio yang tolong kamu," ucap Al rendah.

Rasa terima kasih Al ketika Rio menolong Andin, lebih besar dari rasa terima kasihnya ketika Rio menolong dirinya. Al berpikir, ia berhutang dua nyawa pada Rio.

"Mas.." panggil Andin mendengar suara Al yang semakin rendah, Andin mengerti.

Al yang sibuk mengoles obat dari kotak P3K pada memar Andin hanya tersenyum.

"Kita pulang aja ya, gak usah ngajar dulu hari ini."

Andin hanya mengangguk, ia paham suasana hati suaminya, Andin tidak ingin melawan dan semakin merusak perasaan Al.

Al bersiap melajukan mobilnya, Andin hendak menurunkan kakinya.

"Gapapa, kalau sakit diturunin taruh di sini aja kakinya," ucap Al.

"Gapapa mas, gak sakit kok kalau diturunin."

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang.

"Kamu hari ini gak kerja juga mas?"

"Habis antar kamu pulang saya balik lagi ke kantor, ada beberapa berkas yang harus dicek soalnya."

"Aku ikut ke kantor kamu aja ya?"

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang