68

3.6K 503 87
                                    

Aldebaran dan Andin sudah berada di kamar hotel tipe Executive yang akan mereka tempati untuk satu minggu ke depan selama di Venesia.

Kamar seharga EUR 7000 per malam itu terlihat sangat mengesankan, seperti sebuah kamar yang ada di film kerajaan, tidak ada dapur karena Aldebaran masih mampu membayar makanan dari restoran hotel ataupun makan di restoran lain di luar hotel.

"Kamu habisin uang saya buat bayar kamarnya ya, Ndin?" tanya Al usil melihat Andin memutar bola matanya mengelilingi kamar dengan ekspresi kagum.

Dan Al berhasil mengganggu Andin, Andin langsung menatapnya dan siap mengomel.

"Enak aja, ini pake uang aku ya, ya biarpun uangnya dari kamu juga sih tapi kan kamu udah kasih ke aku jadi ya udah jadi uang aku dong," Andin kesal, bisa-bisanya suaminya ini merusak moment.

Al tersenyum lucu, ia melangkah sedikit ke belakang Andin lalu memeluknya dari belakang,
"Becanda, kalau kamu mau hotelnya juga saya beliin."

"Mandi mas, bersih-bersih, terus tidur, capek di jalan. Gih mandi, aku siapin bajunya nanti," Andin melepaskan tangan Al yang melingkar di perutnya.

"Nggak ah, kamu mandi duluan aja biar bisa langsung istirahat gih."

"Aku mau beres-beres dulu, susun baju kita selama seminggu di lemari, sekalian sama baju kamu buat habis mandi nanti. Kalau aku beres-beresnya habis mandi nanti keringetan lagi," Andin memutar tubuhnya menghadap Al, membujuk agar suaminya itu mandi lebih dulu.

"Kamu mandi, biar saya yang beresin, setelah kamu mandi, saya jamin semua udah selesai," Al menarik kopernya dan membawanya ke tempat tidur untuk dibongkar.

"Yaudah berdua ya, bareng-bareng biar cepet selesai," nampaknya Andin tidak ingin berdebat saat ini.

Al tersenyum, mereka bergotong royong mengeluarkan pakaian dari dalam koper dan menyusunnya di lemari yang disediakan di sana, tujuannya agar tersusun dengan rapi dan ketika dibutuhkan tidak perlu repot membuka koper.

"Udah beres, sana mandi," ucap Andin menutup kopernya.

Al tidak bicara apapun tapi dengan cepat mengangkat Andin ke dalam gendongannya dan membawanya ke kamar mandi, Andin tau apa maksud dan tujuannya.

"Mas, tapi aku capek banget," ucap Andin pelan, ia tidak enak menolak keinginan suaminya tapi tubuhnya memang terasa cukup lelah setelah menempuh perjalanan cukup jauh, meskipun selama di perjalanan tidak melakukan apapun.

Al memutar langkahnya yang semula sudah sampai di depan kamar mandi kembali ke tempat tidur dan membaringkan Andin. Tanpa berkata apapun, Al akan kembali melanjutkan langkahnya ke kamar mandi tapi Andin menahan pergelangan tangannya.

"Maafin aku ya, malam ini kita istirahat dulu, habis perjalanan jauh, waktu kita di sini masih seminggu, jangan sampai sakit."

"Iya, saya ngerti, gapapa kok," Al tersenyum, ia sangat mengerti.
"Yaudah saya mandi duluan ya," Al menyempatkan mengusap puncak kepala Andin sebelum meninggalkannya untuk mandi.

Selesai mandi, Al melihat Andin sudah memejamkan mata di tempat tidur. Al dengan bathrobenya itu menghampiri Andin dan mencium keningnya sebentar.

Andin membuka matanya, "udah selesai?"

"He'em," jawab Al bangun untuk menggunakan pakaiannya yang sudah disiapkan oleh Andin.

Andin masuk ke kamar mandi.

Selesai berpakaian, Al duduk bersandar di tempat tidur, lalu meraih handphone Andin. Ia melirik ke arah kamar mandi, memastikan belum ada tanda-tanda Andin akan keluar.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang