66

4.5K 564 76
                                    

"Massss.." mata Andin berbinar menatap meja kecil dengan dekorasi sederhana tapi manis di depannya, ada di sudut dekat jendela kamar.

"Happy first weeding anniversary, Ndin" bisik Al di telinga Andin dari belakang, ucapan untuk kesekian kalinya.

"Ayo, mau ke sana apa berdiri di sini aja?"

Andin melangkah maju mengikuti tuntunan suaminya, lampu yang sedikit redup, menambah kesan romantis di kamar itu.

"Aku gatau kalau kamu bisa seromantis ini," Andin masih terkagum pada suaminya hari ini.

Andin tersenyum lebar kemudian membalik badannya menghadap Al.

"Mas, ini semua kamu yang siapin?" Andin menatap Al dengan mata berkaca-kaca.

"Iya, untuk istri saya. Selamat ulang tahun pernikahan, Ndin" terdengar sangat tulus dari Aldebaran, ia menggenggam kedua tangan Andin, berharap rasa cintanya tersampaikan dengan tepat.

Andin langsung berhambur memeluk suaminya, ia merasa sangat bahagia.
"Terima kasih ya, mas"

"Saya cinta sama kamu, Ndin" Al mengeratkan pelukannya sambil sesekali mencium puncak kepala Andin.

"Aku juga cinta sama kamu, mas" Andin menangis haru di pelukan Al. Andin bahagia.

Al melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Andin.
"Kok nangis? Ga suka ya?"

"Aku terharu mas, aku bahagia banget. Makasih ya mas" Andin memang seorang yang sangat emosional, sangat mudah menangis, terkadang Al kesal dibuatnya. Apa Andin tidak tau bahwa Al terluka melihat wanita yang ia cintai meneteskan air mata, hal itu berlaku juga untuk Rossa.

"Ke sana yuk, tiup lilin" ajak Al menuntun Andin.

Sudah ada satu buket besar mawar merah muda juga di sana. Al menyerahkan buket itu pada Andin tapi ternyata Andin kesulitan membawanya, membuat Al kembali mengambil alih dan meletakannya di salah satu kursi yang ada di sana.

Al duduk di hadapannya, menyalakan lilin pada kue ulang tahun pernikahan mereka.
"Make some wish" titahnya pada Andin.

Mereka menutup mata dan mulai mengucapkan beberapa harapannya di dalam hati. Hanya mereka yang tau. Selesai berdoa, mereka membuka mata dan langsung saling menatap.

"Amin. Apapun harapan kamu, saya yakin itu yang kamu anggap terbaik untuk semuanya." Al menggenggam tangan kiri Andin dengan tangan kanannya.

"Sekarang tiup lilinnya"

fuhhhh

Kemudian Andin memotong kuenya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya masih digenggam oleh Al.

"Ini, aaaa.." Andin menyuapi kue pertamanya untuk Al, karena memang hanya ada Al di sana, terlebih Al memang orang yang sangat spesial untuknya.

"Gantian, saya juga mau suapin kamu."
Al melepas genggamannya untuk memotong kue dan menyuapi Andin.

Al mengambil handphone nya dan menyalakan musik romantis.

"Dansa?" Ajak Al mengulurkan tangannya pada Andin. Uluran tangan Al diraih Andin dengan senyum manis. Mereka berdiri dan mulai berdansa.

Al melingkarkan tangannya pada pinggang Andin dan Andin melingkarkan tangannya di leher Al. Mereka bergerak pelan mengikuti Alunan lagu sambil saling menatap dan tersenyum.

"Aku cinta sama kamu, mas" Andin terus menatap Al dengan senyum yang tidak pernah hilang.

"Saya juga cinta sama kamu, Ndin" Al membalas dengan gesture yang sama, mereka saling mencintai sekarang.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang