70

4.4K 580 78
                                    

"Gimana? Udah enakan?" tanya Al setelah dua bule tukang pijat hotel meninggalkan kamar mereka.

"Iya, udah, nih ya aku udah bisa berdiri," Andin berdiri, kakinya sudah sembuh, biarpun memarnya masih sedikit nyeri.

"Iya udah, sini duduk lagi, baru sembuh jangan aneh-aneh dulu," Al menarik tangan Andin agar istrinya yang berdirinya masih oleng itu kembali duduk.

Andin kembali duduk di sebelah suaminya.

"Sesuai janji, setelah aku dipijit, gantian aku pijit kamu,"
"Sini," Andin bergeser ke belakang tubuh Al dan menaikan baju yang Al gunakan untuk melepasnya.

"Saya mandi dulu ah Ndin, udah malam, nanti habis mandi aja pijitnya."

"Yaudah."

Lima belas menit kemudian Al keluar dari kamar mandi.

"Gantian sana kamu mandi, saya udah setting suhu showernya sama bathtube juga udah saya isi sama air hangat kalau kamu mau berendam."

"Iya, makasih ya sayang."

Andin berdiri perlahan sambil berpegangan pada dinding.

"Bisa jalannya? Mau saya gendong?"

Dengan manjanya Andin merentangkan kedua tangannya, tanda meminta digendong oleh suaminya.

"Manja banget sihhhh," sebelum mengangkat Andin, Al memeluk Andin dan menciumi wajahnya dengan gemas.

Setelah menurunkan Andin di kamar mandi, Al mengenakan celana tidurnya, tidak dengan baju karena ia menunggu istrinya memijit dirinya dulu.

..

"Enak?" tanya Andin sambil menekan-nekan punggung Al dengan ibu kedua ibu jarinya.

"He'em," Al memejamkan matanya sambil tengkurap di tempat tidur.

"Mas.."

"Hm?"

"Besok jalan-jalan kan?"

"Kaki kamu udah enakan?"

"Udah, paling oleng dikit sesekali."

"Diem sehari lagi di hotel gimana? Biar pulih dulu."

"Ah gamauuuu.."

"Yaudah kita ke St. Mark ya naik gondola, gantiin yang hari ini gak jadi."

Andin mengangguk cepat tapi setelah sadar Al tidak melihatnya, Andin baru bersuara.
"Iya."

..

Pagi ini Andin bangun lebih dulu dari suaminya, perlahan Andin menyingkirkan lengan kekar Al dari atas tubuhnya dan memutuskan untuk langsung mandi.

Selesai mandi baru lah Andin membangunkan suaminya.

"Sayang, bangun yuk," panggil Andin mengusap lembut kening Aldebaran.

"Mhh?" Mata Al terbuka seperempat, menatap Andin dengan ngantuk.

"Bangun mas, mau jalan kan."

"Kenapa mandi duluan gak bangunin saya dari tadi?" Al sudah dengan posisi duduknya.

"Kalo bangunin kamu dulu terus mandi bareng nanti jadinya abis mandi aku ngantuk lagi kayak kemarin."

"Hehe," Al terkekeh.

"Mandi sayang, mau dibuatin teh atau kopi?"

"Teh aja."

"Oke," Andin beranjak dari tempat tidur untuk memanaskan air dengan teko elektrik yang disediakan hotel.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang