90

4.2K 520 42
                                    

Gue harus cari Andin ke mana? Kenapa handphonenya gak aktif? Gue bener-bener khawatir, gumam Al sambil menelusuri jalanan Jakarta.

Besok adalah jadwal mediasi kedua mereka, tapi Al tidak bisa menunggu sampai besok untuk bertemu Andin, ia sangat mengkhawatirkan wanitanya itu.

Al juga merasa perlu meminta maaf pada Andin atas kesalahpahamannya, ia menyadari seharusnya ia mempercayai istrinya yang selama ini terasa sangat mencintainya dan selalu ada mendampinginya.

Rekaman cctv hotel Malang ditonton marathon oleh Al dari kemarin malam sampai tadi pagi. Ia melihat Andin benar-benar hanya keluar kamar ketika sudah mendekati waktu seminar, tidak juga terlihat Rio masuk ke kamar Andin atau Andin masuk ke kamar Rio, Al memang beberapa kali melihat Rio menghampiri kamar Andin tapi Andin tidak pernah mengizinkannya masuk dan Andin tidak pernah ikut pergi dengan Rio.

Di hari ulang tahun Andin, Al memutar rekaman sesuai dengan jam yang ada di foto yang dikirim orang misterius ke handphonenya. Tidak sampai satu jam sebelum itu, Al melihat Rio ada di depan kamar Andin tapi ia tidak mengetuk, hanya diam seperti menguping, Al membuka log panggilannya, di jam segitu Andin sedang menelepon dirinya.

Al merasa ada rekaman yang kurang, ia menelepon penjaga ruang cctv hotel untuk mengirimkan rekaman restoran dan rekaman yang menunjukan jalan dari restoran ke kamar Andin, termasuk lift. Semuanya aman. Selama di restoran, Andin dan Rio sama sekali tidak bersentuhan seperti memeluk atau cipika-cipiki, setelah dari restoran Andin langsung kembali ke kamarnya, selama perjalanan ke lift, di dalam lift, dan dari lift, tidak ada sentuhan atau gandengan antara Andin dan Rio seperti yang Al curigai selama ini.

Harusnya gue sadar kalau Andin bukan perempuan seperti itu, kecurigaan gue, rasa cemburu gue, tanpa sadar udah merendahkan Andin.

Al menangis, ia menangis di dalam mobilnya, rasa bersalahnya begitu besar, di kepalanya terlintas bayangan ketika terakhir kali ia bertemu dengan Andin, ketika Andin bersedia berpisah dengannya hanya agar dirinya mau diobati, ketika Andin pamit pergi dari rumahnya, senyuman Andin yang dibarengi dengan air mata, tatapan terakhir Andin untuknya.

Rio gak pantas untuk kamu, dia berengsek.
Saya akan pertahankan kamu, saya akan jaga kamu, sampai nanti ada orang yang benar-benar pantas untuk kamu, karena sampai kapanpun saya gak akan pantas Ndin.

Perihal Rio, Al mengingat ucapan Agatha bahwa Rio pemakai obat-obatan terlarang, pemakai tidak akan bisa berhenti sebelum direhabilitasi, Al membuat laporan ke polisi kemarin sepulang dari Malang. Hasil penggerebekan mendapatkan bukti kalau Rio memang pemakai, hasil test urinenya positif dan ada beberapa barang bukti di kantor dan di rumahnya.

..

Aduh Andin, jangan nangis terus, ayo tidur, istirahat, kamu gak boleh sakit, ucap Andin pada dirinya sendiri yang mulai merasa kurang fit, ia merasa masalahnya cukup berat sehingga mempengaruhi kesehatannya.

Andin berusaha menidurkan dirinya tapi hasilnya ia hanya membolak-balik posisi tidurnya tapi tidak kunjung terpejam.

"Mas, aku mau dipeluk kamu," lirih Andin, ia meringkuk menekuk kedua lututnya lalu menarik selimut menutupi seluruh tubuh sampai ke ujung kepala, dan kembali menangis, sampai akhirnya ia terlelap dengan sprei yang basah seperti biasanya.

..

Bangun tidur Andin merasa kepalanya semakin pusing.

Kok makin pusing ya, padahal udah tidur, gak boleh sakit, gak boleh, nanti gak ada yang rawat, ayo Ndin tenang, jangan terlalu dibebanin ke pikiran, jangan dipikirin, jangan stres, Andin berusaha mensugesti dirinya agar tidak terlalu stres.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang