11

5.5K 392 16
                                    

"Hallo, Ki"

"Hallo, iya mas Al. Ada apa?"

"Andin ada di rumah?" Al memastikan kalau Andin pulang ke rumah. Karena ia tau jika telepon Andin langsung tidak akan di jawab.

"Ada mas Al, tadi pas lagi sapu halaman Kiki liat mobilnya masuk gerbang"

"Oke, makasih Ki."

"Sama-sama mas Al"

"Aduh kenapa lagi mas Al sama mba Andin, kalo huru hara terus gini kapan Aladin on the way" gumam Kiki setelah menutup telepon dari bos nya.

..

"Jam 8" gumam Andin melihat jam di handphone nya. Setelah makan malam, Andin langsung masuk ke kamar. Andin menunggu Al dengan beberapa kali melihat jam, ini sudah malam tapi Al belum pulang.

Pikiran Andin terbang ke kemungkinan terburuk, Al pergi bersama Michelle.

Bukan Andin tidak ingin mempercayai suaminya tetapi pada kenyataannya Al belum mencintai Andin, jadi apapun mungkin terjadi.

Tidak lama kemudian Al pulang dan langsung masuk ke kamarnya setelah sebelumnya ia ke kamar Rossa, menyapa sebentar mamanya.

"Inget pulang mas?" sindir Andin saat Al masuk ke kamarnya.

"Maksud kamu?" tanya Al bingung pada Andin.

"Dari mana baru pulang?"

"Dari kantor lah, kan tadi siang kita ketemu di kantor"

"Sampe jam segini?"

"Kamu ga percaya sama saya?"

"Kamu yang bikin, kamu ga ada kasih kabar"

Al tau saat ini Andin masih terbawa emosi tadi siang, ditambah lagi Al pulang terlambat dan tidak memberi kabar. Bukan sengaja, tetapi ada meeting mendadak dengan client dari Washington karena perwakilan mereka harus segera kembali ke Washington besok pagi.

"Kita telepon Rendy ya"

"Rendy kan sayang banget sama kamu, dia pasti akan terus bela kamu lah"

Al menarik nafas, mencoba mengontrol emosinya agar tidak semakin memperkeruh suasana.

"Ya udah, kita liat cctv kantor ya" Al coba mencari solusi agar Andin tidak menuduhnya lagi.

"Hallo"
"Bisa tolong kirimkan ke email saya recording cctv ruangan saya dan ruang meeting B hari ini dari jam 4 sore sampai jam 7 malam?"
"Baik, saya tunggu. Terima kasih."

Andin hanya diam memperhatikan Al dengan wajah datarnya.

"Saya mandi dulu sambil tunggu file nya dikirim" Al langsung masuk ke kamar mandi, memutuskan untuk mandi dulu sambil menunggu file cctv dikirimkan ke emailnya nya.

..

Saat ini Al dan Andin sudah duduk bersebelahan sambil menyender di headboard tempat tidur dengan Macbook milik Al berada di antaranya.

Al mempercepat recording yang kini mereka tonton, sepanjang recording memang menunjukan Al berada di kantor, di ruangannya dan ruang meeting. Setelah keluar dari ruang meeting malah menunjukan Al langsung beranjak untuk pulang tanpa bersantai dulu di ruangannya.

"Udah percaya?" tanya Al mengalihkan pandangannya pada Andin.

Andin hanya menjawab dengan anggukan, masih ada rasa sedikit kesal di hatinya. Mungkin karena Andin juga sedang kedatangan tamu bulanan.

"Kamu ini marah-marah terus, ngambek terus, saya kan capek minta maafnya" omel Al pada Andin.

"Emang kamu udah minta maaf?" tanya Andin menantang.

Al berpikir, iya juga dari sejak awal masalah Michelle muncul ia belum pernah mengucapkan maaf pada Andin, hanya menjelaskan dan meyakinkan Andin. Karena sebenarnya Al juga tidak merasa salah, ia sudah mengatakan yang sejujurnya. Tapi seharusnya memang mengalah pada istrinya itu.

"Iya, saya minta maaf udah bikin kamu kesel"

"Jangan bikin aku kesel terus ya"

"Ya kamunya emosian"

"Mas kenapa sih gabisa iya aja gitu"

"Iya ya udah iya Andin" Al mengucapkannya dengan penekanan dan tidak ikhlas.

"Kok ga ikhlas gitu?"

"Iya Andini Karisma Putri" ucap Al lagi sambil tersenyum yang di buat-buat.

"Hehe" Andin hanya cengengesan melihat suaminya.

"Udah makan malem mas?"

"Belum lah, kamu ga liat tadi di cctv mana sempet saya makan dulu. Pulang-pulang juga bukannya diurusin malah ditodong"

"Hehe maaf ya mas, ya udah ayo makan aku siapin"

....

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang