8

5.5K 382 12
                                    

"Ini, diminum obatnya" setelah menyuapi Al makan siang, Andin menyodorkan obat untuk diminum oleh Al.

"Mau ke rumah sakit aja ga?" tanya Andin menatap Al yang sudah menelan obatnya.

"Ga usah, Ndin"

Andin meraba kening Al untuk mengecek suhu tubuh Al saat ini, kemudian mengambil thermogun untuk memastikan.

"37,7°" ucap Andin sambil membaca angka yang muncul di thermogun.

"Udah turun, tapi masih belum stabil. Kamu tidur lagi aja ya"

"Saya baru bangun tidur, Ndin. Ga ngantuk lagi" Al kesal karena terus disuruh tidur padahal ia baru saja bangun tidur.

"Ya udah kalo ga mau tidur, tapi jangan kemana-mana. Diem di sini, istirahat. Aku mau makan siang dulu." Andin pun meninggalkan Al sendirian di kamarnya.

..

"Kamu beneran ga tidur lagi mas?" tanya Andin ketika kembali masuk ke kamarnya setelah makan siang.

"Ya kan saya bilang saya ga ngantuk" Aldebaran masih saja dengan nada dinginnya, padahal ia sedang sakit dan Andin pun sedang tidak baik-baik saja dengannya.

Andin hanya diam, tidak meladeni lagi ucapan suaminya itu. Kemudian melangkah ke arah lemari dan berganti baju di kamar mandi.

Setelahnya, Andin ikut duduk menyender di headboard tempat tidur di samping Al.

"Mau sesuatu?" tanya Andin menawarkan bantuan pada Al.

"Mau kamu percaya sama saya, Ndin." Al menatap Andin.

Andin menghela nafas panjang. Ia mengusap lengan Al yang ada di sampingnya.

"Iya, udah kamu ga usah pikirin berat-berat dulu nanti lama sembuhnya" Andin menjawab lembut permintaan Al.

..

Malam hari tiba

Andin sudah selesai menyuapi Al dan memberikannya obat. Ketika hendak melangkah keluar, Al menahan tangan Andin.

"Kenapa mas?" Andin kebingungan.

"Kamu mau ke mana?"

"Ke dapur taro ini" jawab Andin menunjukan bekas makan Al.

"Tidur di sini kan?"

Andin tersenyum menggoda Aldebaran.
"Kamu udah cinta banget ya mas sama aku sampe takut ditinggal tidur sendiri gitu"

"Apa sih Andin" ketus Al masih tetap pada gengsinya.

"Iya mas, aku tidur di sini temenin kamu. Nanti kalo aku tidur di kamar tamu kamu nungguin aku lagi di luar, terus kamu ga sembuh-sembuh, terus ngerepotin aku" cerocos Andin menggoda suaminya.

Al hanya diam, kemudian melepaskan genggamannya pada Andin dan meluruskan badannya. Membuang pandangannya dari Andin. Andin yang melihat Aldegengsi Alfahri pun hanya tersenyum dan melangkah keluar.

..

Pagi Hari

Andin terbangun dari tidurnya, ketika ia membuka mata di sampingnya sudah tidak ada Al. Ia sedikit menengok untuk mencari Aldebaran, ia melihat Al sudah rapi sedang membenarkan dasinya.

Andin langsung duduk dan bertanya kepada suaminya itu.

"Kamu mau ke mana mas?"

"Ke kantor lah Andin, emangnya saya keliatan kayak mau gym?"

"Emang kamu udah sembuh?" Andin langsung berdiri dan menghampiri Al.

Andin meraba seluruh wajah Al dan lehernya, mengecek suhu tubuh suaminya.

"Aduh Andin" Al sedikit terganggung dengan tangan Andin yang sembarang mengacak wajahnya.

"Udah kan?" tanya Al pada Andin.

"Bentar, aku ambil thermogun" Al hanya pasrah menuruti istrinya.

"Oh iya, udah normal. 36,5°"

"Ya udah saya berangkat ya"

Andin segera meraih tangan Al dan menciumnya.
"Hati-hati ya mas"

..

Hari ini Andin tidak ada jadwal mengajar, ia libur selama 2 minggu karena akhir semester. Andin memutuskan untuk ke kantor Al membawakan makan siang, berharap kali ini semua sesuai ekspektasinya.

Andin ingin mulai menunjukan perhatian lebih kepada Al, ia tidak ingin ada celah bagi wanita lain untuk memperhatikan suaminya.

....

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang