77

2.7K 442 47
                                    

Mereka beramai-ramai membawa Al bangun berdiri dan menahannya di semua sisi agar tidak bisa melakukan perlawanan, satu orang mengeluarkan pisau dari sakunya dan bersiap menusuk Al dari depan.

Al melihat itu, ia memejamkan matanya merasa tidak bisa melakukan apapun, satu yang ia ucapkan di dalam hatinya, "Andin.."

..

TAK!

Seseorang datang menendang pisau yang hampir saja menembus perut Aldebaran.

Beberapa orang maju untuk menghajar penyelamat Aldebaran itu.

BUGH!
BUGH!
BUGH!
BUGH!

Satu, dua, tiga orang berhasil dikalahkan, dua orang kembali maju untuk melawan membuat Aldebaran hanya dipegangi oleh tiga orang. Dengan mudahnya Al memberontak dan memberikan perlawanan. Mereka berdua melawan para penyerang itu bersama sampai semuanya lari dengan motor mereka masing-masing.

"Anda baik-baik saja?" tanya pria itu menghampiri Aldebaran.

"Saya baik-baik saja, terima kasih Rio."

"Tidak masalah, Pak Al," Rio tersenyum.

"Anda petarung yang hebat, kenapa Anda tidak melawan ketika saja menghajar Anda tadi?"
"Dan Anda malah menolong saya barusan?"

"Andin, bagaimanapun Anda suaminya Andin, Andin masih mencintai Anda untuk saat ini, jika Anda terluka itu akan membuat Andin bersedih, saya tidak ingin membuat Andin sedih,"
"Begitu juga dengan kejadian barusan, jika Anda celaka, Andin pasti akan sangat bersedih,"
"Kalau begitu saya permisi, Pak Al," Rio langsung berbalik ke arah mobilnya.

"Terima kasih sekali lagi Rio dan maaf," ucap Al agak keras agar Rio yang mulai menjauh bisa mendengarnya.

Tanpa bersuara, Rio mengacungkan jempolnya ke atas.

..

"Rio orang baik, dia gak ngelawan gue dan bahkan dia malah nolongin gue, demi Andin," gumam Al di mobilnya dalam perjalanan pulang, ada rasa sesal dan bersalah karena telah menghajar Rio tapi ternyata Rio malah membantunya.

..

Di sisi lain, di dalam mobilnya Rio tersenyum bangga pada dirinya sendiri.

"Aldebaran, selamat memulai permainan," gumamnya sambil menyeka darah di sudut bibirnya.

..

Setelah mendapatkan firasat buruk tentang suaminya, Andin sama sekali tidak bisa tenang, ia duduk di ruang tamu untuk menunggu suaminya.

Beberapa kali Andin melakukan panggilan ke handphone Al tapi tidak ada jawaban, pesan yang dikirim pun tidak mendapat balasan. Andin sudah menghubungi Rendy tapi kata Rendy hari ini Al tidak ke kantor. Andin semakin khawatir pada suaminya itu.

Andin kembali menempelkan hanphone di telinganya, bersamaan dengan itu suaminya datang dengan wajah penuh lebam dan darah.

Al hanya melirik Andin sekilas lalu melanjutkan langkahnya melewati Andin.

Andin terkejut dan khawatir bukan main, ia meletakan handphonenya di sofa lalu mengikuti langkah suaminya yang berjalan cepat ke ruang kerja.

"Mas, kamu kenapa?"
"Kamu dari mana?"

Pertanyaan Andin tidak mendapatkan jawaban apapun, sampai Al duduk di kursi kerjanya, ia hanya diam.

Berbeda dengan Andin yang sangat khawatir dan segera mencari kotak P3K di ruangan itu. Setelah mendapatkannya, Andin mengambil kapas dan menuangkan alkohol untuk membersihkan luka-luka suaminya.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang