56

5.2K 579 68
                                    

Setelah mengambil handphone nya yang sempat jatuh, Andin memperhatikan supirnya yang tertunduk sepertinya sedang dimaki. Andin tidak tega melihatnya turun untuk memastikan semua baik-baik saja.

"Maaf, Pak. Tolong yang sopan ya, kalau ada yang rusak saya akan tanggung jawab, pasti saya ganti kok." Andin sudah berdiri di sebelah supirnya. Pria berkacamata hitam di depannya menoleh pada Andin dan membuka kacamatanya.

"Andin?"

"Kamu?"
"Rio kan?"

"Iya, aku Rio. Apa kabar, Ndin?"

Pria itu adalah Rio, ketua BEM semasa Andin berkuliah dulu dan kebetulan Andin wakilnya. Setelah lulus kuliah S1 di Indonesia, Rio memutuskan lanjut kuliah di luar negeri untuk mendapatkan double degree.

"Aku baik, kamu gimana? Ini kamu di Indonesia cuma berkunjung aja atau mau stay?"

"Aku juga baik, kebetulan kuliah aku udah selesai jadi aku mau balik stay di Indonesia."

"Welcome back ya." Andin tersenyum tulus, menyambut kembali Rio di Indonesia.

"Thank you, Ndin." Rio pun membalas senyuman Andin.

"Oh iya buat mobilnya maaf ya Rio, aku akan ganti kerusakan mobil kamu." Ucap Andin setelah mengingat jadwal mengajarnya sebentar lagi.

"Gapapa Ndin, ga usah. Mobilnya gapapa kok." Rio menolak dengan sok manis.

"Kalau gapapa kenapa kamu marah-marah sama supir aku tadi?" Andin menaikan kedua alisnya menuntut alasan.

"Ya biar ga keulang sama orang lain aja, ini masih mending aku loh, kalau orang lain mungkin bakal sulit urusannya." Rio menjelaskan alasannya dengan mengarang bebas.
"Mau breakfast bareng dulu di deket sini?" Rio sepertinya ingin berbincang lebih banyak dengan Andin.

"Maaf Rio, aku ada jadwal ngajar di kampus sebentar lagi, next time mungkin ya." Andin menolak lembut dengan alasan yang jujur.

"Oh dosen muda, sesuai sama cita-cita kamu waktu itu ya. Okay, no problem. Berarti boleh kan aku minta kontak kamu untuk bikin janji ketemu next time?" Rio menyodorkan handphone nya kepada Andin, meminta Andin menuliskan nomornya di sana.

"Sure." Tanpa ragu Andin meraih handphone Rio dan menulis nomornya di sana.

"Thank you, Ndin."

"Yaudah aku duluan ya, sekali lagi sorry buat mobilnya, nanti kalau ada yang perlu diperbaiki kontak aku aja."

"Okay, bye Ndin."

"Ayo, Pak." Andin pergi dari hadapan Rio diikuti oleh supirnya, mereka akan melanjutkan perjalanan ke kampus.

..

Diperjalanan Andin menerima pesan dari nomor yang tidak dikenalnya.

Ndin, ini aku Rio
Kamu bisa save nomor aku

Andin menyimpan kontak Rio, berjaga-jaga jika nanti pria itu minta ganti rugi Andin sudah tau bahwa itu bukan chat penipuan seperti yang sering diterimanya. Kemudian membalas singkat pesan Rio.

Oke, aku save

Kamu selesai ngajar jam berapa, Ndin?

Sore, jam tigaan. Kenapa?

Gimana kalau kita ngeteh di cafe deket kampus kamu? Cafe apa di dekat sana?

Standford? Dekat kampus Pelita Nusa

Ok, see you there around 3 pm

Andin tidak menolak ajakan Rio karena dulu mereka memang teman baik bahkan bekerja sama dengan baik dalam organisasi BEM, jadi tentu saja Andin tidak berpikir buruk soal ajakan Rio bertemu sore nanti. Pertemuan sebagai teman lama dan mengobrol santai.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang