50

7K 617 75
                                    

Andin masih berada di dalam pelukan suaminya tanpa satu katapun keluar dari mulutnya, menyerap kekuatan yang diberikan oleh suaminya dan membalasnya.

"Terima kasih, Ndin." Bisik Al lirih di telinga Andin.

Andin perlahan mengendurkan pelukannya. Kemudian mengangkat kepalanya untuk menatap suaminya, Al mengecup keningnya dalam.

"Saya keluar sebentar ya." Ucap Al setelah melepas kecupannya. Andin mengangguk. Dari tadi Andin masih belum mengeluarkan suaranya. Ntah, Andin bingung apa yang harus ia katakan, takut salah bicara, takut menyakiti hati suaminya, takut menyinggung, ntah lah. Tapi Andin tidak ada masalah sama sekali dengan apa yang diderita oleh Al, Andin bisa menerima pria itu apa adanya, selama Al memperlakukannya dengan baik.

..

tok tok tok

"Mama.." panggil Al di depan pintu kamar Rossa.

"Al? Masuk, sayang."

Setelah dipersilahkan masuk, Al langsung membuka pintu dan berjalan ke arah mamanya yang sedang membaca buku di headboard tempat tidur. Al duduk di samping Rossa dan memeluknya.

"Ma, Andin mau cabut gugatannya." Rossa tersenyum bahagia mendengarnya, ia membalas pelukan Al dengan erat.

"Jaga Andin, jangan ulangi lagi kesalahan kamu. Mama ga akan bantu kamu kalau nanti ada masalah lagi antara kalian." Rossa memperingati putranya.

"Iya ma, aku janji."

Rossa melepaskan pelukan mereka dan menatap putranya.
"Tepati." Tegas Rossa, Al mengangguk yakin.

"Ma, aku mau urus Ricky tapi Andin mau ikut. Aku khawatir, denger nama Ricky aja tadi Andin gemeter terus nangis lagi, Andin masih takut." Al saat ini sedang curhat kepala Rossa tentang Andin.

"Buat apa Andin mau ikut?" Rossa heran, sementara Andin takut.

"Andin bilang dia mau pukul Ricky, aku udah bilang biar aku yang urus tapi Andin ngancem aku bakal ke kantor polisi sendiri buat temuin Ricky kalo aku ga ajak dia."

Rossa menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan.
"Gapapa, kamu ajak aja Andin tapi terus jaga dia. Jangan sampai terjadi sesuatu sama Andin dan buat Andin merasa aman."

Al berpikir sebentar,
"Iya, yaudah kalau gitu aku mau siap-siap dulu ya ma."

"Iya, sayang."

..

Al kembali masuk ke kamarnya dan berjalan ke arah lemari untuk mengganti pakaiannya. Andin memperhatikan Al dengan bingung. Setelah Al keluar dari kamar mandi, Andin bertanya.

"Mau ke mana?"

Al berjalan mendekatinya dan duduk di sebelah Andin. Al ragu mengatakannya, ia takut menyebut nama Ricky di depan Andin. Al masih diam menatap Andin.

"Mas? Kamu mau ke mana?" Tanya Andin lagi sambil mengusap lengan Al.

"Kamu di rumah aja ya?" Pinta Al dengan suara lembut, berusaha agar Andin tetap tenang.

"Kamu belum jawab mau ke mana." Andin terus bertanya.

"Ricky.." ucap Al lirih dan pelan, berharap Andin tidak mendengarnya tapi tentu Andin mendengar itu.

Andin diam sebentar, rasa takutnya kembali, kilasan kejadian kemarin terlintas di bayangannya. Andin memejamkan matanya berusaha menstabilkan diri.

"Andin? Kenapa?"
"Ndin, kamu gapapa?"
Al terus bertanya sambil mengguncang pelan bahu Andin, ia sangat khawatir tapi berusaha menutupi itu agar Andin tidak terbawa semakin panik.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang