42

5.3K 652 73
                                    

Andin kembali bertemu Kiki yang sedang merapikan pajangan di ruang tamu.

"Loh mba Andin mau ke mana lagi? Baru juga pulang."

"Mau pulang, Ki. Ini udah bukan rumah aku lagi, titip semuanya ya. Titip mama sama mas Al. Aku pergi dulu." Andin langsung berlalu dengan langkah besar tanpa menunggu jawaban Kiki.

Kiki hampir menangis mendengar ucapan Andin, tapi kemudian ia dikejutkan oleh Aldebaran.

"Ki, Andin mana?"

"Udah keluar mas Al."

Aldebaran buru-buru mengambil handphonenya dan menghubungi Uya.

"Uya, jangan bukakan gerbang untuk Andin. Tahan dia."

Setelah itu Al berlari mengejar Andin. Kiki yang penasaran mengikuti Aldebaran. Al berhasil menemui Andin yang sedang memaksa Uya membuka gerbang.

"Andin.." Al menggenggam tangannya. Andin menarik paksa tangannya.

"Apa lagi, mas? Kamu mau apa lagi?"

"Saya mau kamu jangan pergi lagi, Ndin. Tetap di sini, sama saya, sama mama." Al berkata dengan tegas.

"Buat apa?" Sementara Andin berkata dengan lemah, matanya mulai kembali memerah.

"Buat perbaiki semuanya, kasih saya satu kesempatan lagi ya."

"Memperbaiki apa? Selama 7 bulan ini kamu kemana aja? Kenapa baru sekarang?"

"Saya tau saya terlambat, sangat terlambat, tapi saya baru sadar kalau saya ga bisa tanpa kamu, Ndin. Saya mau kamu tetap di sini sama saya."

"Baru sadar kamu, mas? Atau cuma akal-akalan kamu aja biar aku cabut gugatan aku? Buat mama?" Andin mulai menangis saat ini.

"Buat saya, buat saya Andin. Saya mau kamu ada buat saya." Al panik, ia takut tidak berhasil meyakinkan Andin.

"Kamu ga pantas ngomong kayak gitu."

"Perihal Michelle, iya saya minta maaf, saya benar-benar salah udah ninggalin papa dan pergi ke rumah Michelle. Saya percaya sama kamu, sekarang saya udah minta Rendy untuk selidiki Michelle, cari bukti kalau dia pura-pura, jadi nanti ketika saya tegur dia, dia ga bisa menyangkal dan saya juga ga merasa gaenak sama dia." Al menjelaskan panjang lebar, berharap Andin merasa dipercaya dan berharap Andin bisa kembali percaya padanya.

"Aku ga peduli." Andin sudah benar-benar tidak perduli dengan persoalan Michelle, benar atau salah, intinya kali ini Andin ternyata sudah ada pada titik lelahnya.

"Saya udah cari tau tapi seenaknya kamu bilang ga peduli?" Dari nada bicaranya Al tampak tidak terima dengan pernyataan Andin.

"KAMU TERLAMBAT!" Teriak Andin tidak terima juga dengan nada bicara Aldebaran.

"Saya mohon sama kamu, satu kesempatan lagi Ndin, kasih kesempatan terakhir saya buat perbaikin semuanya, perbaikin rumah tangga kita. Saya janji saya akan kasih semua yang selama ini harusnya kamu dapatkan." Nada Al melemah.

"Udah 7 bulan lebih kita menikah, aku berjuang sendirian, perjuangin kamu, biar kamu cinta sama aku. Aku rasa udah cukup banyak kesempatan yang aku kasih ke kamu. Dan bukan karena Michelle, bukan karena papa, bukan karena siapapun, tapi sekarang aku udah sampai di titik lelah aku, aku nyerah. Aku sadar, sadar banget, kalau aku emang udah ga seharusnya berharap sama kamu lagi."

"Saya bingung Ndin, saya harus gimana, saya bener-bener gatau harus melakukan apa biar kamu tetap di sini sama saya." Al turun berlutut di kaki Andin sambil menunduk, membuat Andin terkejut. Bukan hanya Andin, Uya yang ada di dalam pos dan Kiki yang melihatnya dari jarak yang lumayan jauh pun terkejut melihat majikannya bisa berlaku seperti itu untuk Andin.

"Kamu apa-apaan, mas. Bangun."

"Saya mohon sama kamu, kembali lah ke sini, saya gatau saya harus gimana lagi Ndin. Kamu bilang apapun yang harus saya lakukan, pasti saya ikutin. Maafkan saya."

"Mas.."

"Kalau kamu mau pukul saya, kalau kamu mau diemin saya, kamu mau maki-maki saya, saya terima Ndin sampai kamu puas dan lega tapi saya mohon tetap di sini."

"Bangun, mas." Andin yang sudah banjir air mata berusaha menarik Al agar berdiri tapi Al tidak mau, ia bertahan pada posisinya.

"Saya ga akan berdiri sebelum kamu mau maafkan saya dan kembali ke sini, saya janji akan perbaiki semuanya Andin."

Andin ikut berlutut di hadapan Aldebaran, Al mengangkat kepalanya untuk menatap Andin.

"Saya gamau kamu tinggalin saya, Ndin." Al berkata lemah sambil menyentuh pipi Andin dan ibu jarinya mengusap air mata Andin.

Andin melepaskan kedua tangan Aldebaran dari wajahnya, menggenggam keduanya dengan erat. Kemudian diam menatap ke dalam mata Aldebaran.

Al berharap itu adalah suatu isyarat yang baik. Kini ia sedang deg-degan menunggu apa yang akan dikatakan Andin, Al berharap Andin akan mengatakan hal yang baik jika dilihat dari gesturenya.

Andin mengangkat kedua tangan Aldebaran yang ada digenggamannya dan menciumnya lama dengan air mata yang semakin deras. Al dia masih menunggu Andin mengatakan sesuatu yang ia harapkan.

Andin melepaskan ciumannya dari tangan Aldebaran tapi masih menggenggamnya dengan lembut dan sesekali mengusapnya.

"Lepasin aku ya" Andin berucap dengan nada yang benar-benar lemah dan memohon. Membuat Aldebaran terkejut dan hanya bisa diam.

"Udah ya, mas."
"Aku udah cukup lelah selama ini."
"Tolong kasian sama aku."
"Aku udah menyerah."

Aldebaran hanya diam. Andin yang melihat Al hanya diam pun berdiri dan menarik Al untuk ikut berdiri, tapi Al tetap menahan posisinya.

Andin menghapus air matanya sebelum berteriak memanggil Uya.

"Uyaa, tolong buka gerbangnya." Uya berlari dari pos ke gerbang dan melirik pada Aldebaran, Al menganggukan kepalanya.

Setelah Uya membuka gerbang, Andin langsung berjalan dan menghentikan taksi yang lewat. Meninggalkan Aldebaran, bahkan Andin tidak menengok sama sekali.

Andin menghela nafas panjang di dalam mobil, hampir ia luluh pada Aldebaran. Sungguh tidak tega sebetulnya pada Aldebaran, tapi ia sama sekali sudah kehilangan rasa percaya pada Al. Ia tidak tau apa yang Al lakukan tadi tulus atau tidak, sulit membedakan. Kemudian Andin kembali menangis.



....

Makasih sayang-sayangku yang udah vote dan komentar, maafin kalau ceritanya banyak kekurangan.

Buat silent reader yang vote aja ngga, jangan baca lagi, ni cerita jelek banget ga pantes di baca. Kalo udah ga suka tapi masih baca, mati aja u

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang