62

4.3K 587 64
                                    

Hari-hari berlalu, Aldebaran - Andin dengan aktifitas biasanya dan masih menjalankan daftar dari dokter.

Andin dan Rio masih berhubungan baik layaknya teman, Al tau itu, beberapa kali Al juga mendengar Andin berbicara dengan Rio di telepon mengenai pelajaran di kampus, ia berusaha bersikap biasa dan percaya pada Andin. Andin masih menjadi istri yang baik dan selalu mendukungnya.

Pagi ini Andin bangun lebih dulu, ia meniatkan dirinya memasang alarm karena Al selalu bangun lebih dulu darinya dan tidak pernah membangunkan. Andin merasa dirinya lah yang seorang istri maka ia yang seharusnya melayani Al.

Setelah alarmnya berbunyi, Andin segera mematikannya agar Al tidak ikut terbangun. Ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu menyiapkan pakaian Al dan pergi ke dapur untuk memasak makanan favorit Al. Pagi sekali, demi tidak keduluan oleh Al.

"Eh Andin mana?" Al yang baru saja membuka mata mencari Andin yang sudah hilang dari sebelahnya. Kemudian Al melirik ke kursi di depan tempat tidurnya, pakaiannya sudah ada di sana, Andin sudah lebih dulu bangun.

Al mencari Andin ke kamar mandi tapi tidak ada, kemudian Al ke dapur dan benar menemukan Andin di sana sendirian, bahkan Kiki belum bangun.

Al memeluk Andin dari belakang ketika istrinya itu sedang memblender bumbu ayam goreng.

"Pagi, mas." Sapa Andin tersenyum lembut.

"Pagi, tapi kamu kepagian." Ucap Al sambil memejamkan mata di bahu Andin.

"Kalau ga pagi banget, nanti keduluan sama kamu."

"Emang kenapa?"

"Yang istri kan aku, aku yang seharusnya urus kamu dan melayani kamu bukannya terbalik malah kamu semua yang lakuin buat aku belakangan ini."

"Saya cinta sama kamu, saya akan lakukan apapun untuk kamu supaya bahagia."

"Aku bahagia melakukan ini semua untuk suami aku."

Setelah selesai memindahkan bumbu halus dari chopper ke mangkuk kecil, Andin memutar tubuhnya menghadap sang suami kemudian memeluknya. Rasanya tidak pernah ingin lepas dari pelukan Al, tidak pernah bosan biarpun baru tadi pagi ketika bangun tidur mereka melepaskan pelukannya.

"UHUKK UHUKK!"

Kiki datang menganggu kemesraan sepasang suami istri yang sedang bepelukan itu, membuat mereka mengurai pelukannya.

"Mas Al nih sama Mba Andin, mbok yo kalo masih mau peluk-pelukan di kamar aja jangan di sini. Kiki kan iri liatnya loh, jiwa jomblo Kiki meronta-ronta."

"Apa sih Ki, bisa diem ga?!" Gertak Al membuat Kiki menunduk.

"Maaf mas Al."

"Udah, kamu mandi sana siap-siap. Aku mau lanjutin masakannya dulu."

"Nyusul ya kalau udah selesai."

"Iya, sayang."

Biarpun tertunduk Kiki tetap menahan senyumnya mendengar percakapan majikannya itu.

"Kerja yang bener Ki, masa Andin duluan yang bangun." Ucap Al sebelum meninggalkan dapur.

"Orang Kiki biasa bangun jam segini, Mba Andin kok pagi banget, mba?" Tanya Kiki pada Andin yang sedang membaluri ayam dengan bumbunya tadi.

"Ga bisa tidur lagi soalnya tadi pas kebangun."
"Udah, kamu tolong potongin sayuran ya, Ki."

"Oh iya, mba."

..

Setelah masakannya matang. Andin pergi ke kamarnya untuk menyusul Aldebaran. Sampai di kamar Andin melihat Al baru keluar dari kamar mandi dengan celana kantornya.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang