83

2.6K 432 47
                                    

Andin sudah selesai dengan gaun dan make upnya, Al menatap istrinya tanpa berkedip, sepertinya kata sempurna masih kurang untuk menggambarkan pesona Andin. Al membawa Andin ke depan kue ulang tahun tiga tingkat dengan lilin yang menyala sedari tadi, tapi lilin mahal itu tidak terlihat berkurang sedikitpun bentuknya.

Andin tidak berhenti tersenyum, ia bahagia bukan main di hari ulang tahunnya ini, berkat suaminya, Andin tidak menyangka Al akan membuat perayaan sebesar ini dan mempersiapkan semuanya dengan matang.

"Happy birthday Andin," ucap Al kesekian kalinya dengan suara yang sangat lembut, matanya berkaca-kaca memancarkan ketulusan dan cinta yang luar biasa.

Andin meneteskan air mata harunya, tapi dengan cepat menghapusnya kembali.

"Make a wish, terus tiup lilinnya," tambah Al.

Fyuhh

"Potong kuenya, potong kuenya.." nyanyi semua tamu setelah Andin meniup lilin ulang tahunnya.

Andin memotong kue di tingkat paling bawah dan menaruhnya di piring kecil yang sudah disediakan.

"Potongan pertama untuk suami aku tercinta," Andin tersenyum menyodorkan sendok berisi sepotong kecil kue di depan mulut suaminya.

Al melahap isi sendok yang disodorkan Andin lalu mengusap rambut istrinya.

"Mas, mau dansa," pinta Andin dengan manjanya, membuat orang-orang yang hadir di sana tersenyum.

"Hm?"

"Mau dansa."

Al tersenyum lalu mengulurkan tangannya pada Andin dan membawanya ke tengah ballroom.

Musik romantis dimainkan..

Kedua tangan Al melingkar di pinggang Andin dan kedua tangan Andin melingkar di leher Al. Mereka bergerak pelan ke kiri, ke kanan, depan dan belakang sesuai dengan alunan musik.

Mata mereka saling bertatapan, mata Andin berkaca-kaca penuh kebahagiaan.

"Aku gak tau kebaikan apa yang udah aku lakukan sehingga aku bisa memiliki kamu, aku wanita paling beruntung di dunia ini," batin Andin tanpa sedikitpun melepas pandangan dari mata suaminya.

Andin memeluk suaminya, menghapus jarak di antara mereka, ia mengusap leher dan belakang kepala suaminya.

Andin menangis bahagia, air matanya terjatuh di balik pundak suaminya. Al mengurai pelukan mereka dan menghapus air mata Andin.

Mereka kembali berdansa dengan posisi semula, saling bertatapan, kali ini air mata Al yang terjatuh di depan istrinya, tapi tatapan matanya kosong, Andin dengan cepat mengusap pipi suaminya.

Semua orang tidak berhenti tersenyun melihat sepasang suami istri ini.

"Keluar sebentar yuk," bisik Al di telinga Andin.

"Ke mana?" tanpa menjawab, Al membawa Andin keluar ruangan.

"Mas, mau ke mana? Acaranya belum selesai, semua orang masih di sana, gak enak ah," tanya Andin sambil mengikuti langkah suaminya.

Al berhenti di area kolam berenang hotel, ia mengeluarkan satu kotak kecil dari saku jasnya, lalu membukanya di hadapan Andin.

"Buat kamu."

Sebuah cincin dengan mata berlian berwarna pink yang berkilau indah.

Andin membuka mulutnya terkejut, the pink star, berlian itu Andin tau sangat langka dan jangan ditanya harganya, ia pernah browsing dan menyukainya tapi tidak ada keinginan untuk memilikinya karena harganya yang luar biasa. Tanpa Andin tau, Al mengetahuinya.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang