41

5.2K 588 42
                                    

Andin benar-benar tidak menunjukan dirinya di hadapan Al selama menuju sidang perceraian pertama, ia bahkan tidak membalas satu pun pesan dari Aldebaran.

Hari ini, sidang perceraian pertama mereka. Seperti biasa Andin datang lebih dulu. Satu jam sebelum sidang dimulai, Andin dipersilahkan untuk masuk ke ruang sidang. Ia lebih menunggu hakim datang dari pada Aldebaran, karena ia malah berharap Al tidak datang agar proses perceraian mereka lekas selesai. Semakin cepat, semakin Andin lega.

Menit terus berlalu, tiga hakim sudah duduk di hadapan Andin. Mereka menunggu Aldebaran sekarang. Jika Al tidak datang kali ini, permohonan tuntutan Andin akan dikabulkan karena Al dianggap setuju.

Sudah waktunya sidang dimulai tapi Al belum juga datang, Andin berpikir Al sudah menerima perceraian mereka. Andin mempersilahkan hakim memulai sidang ketika ditanya tentang keberadaan Aldebaran oleh hakim.

Tapi sebelum hakim membuka mulut, Aldebaran datang dan langsung duduk di kursi sebelah Andin. Sidang pun dimulai.

Aldebaran terus menyanggah hakim yang membacakan pernyataan-pernyataan Andin yang menjadi alasan mereka bercerai. Al menunjukan bahwa ia benar-benar ingin mempertahankan pernikahan mereka. Aldebaran seorang CEO, ia pandai mengolah kata, ia mengeluarkan alasan-alasan masuk akal kenapa Andin memberikan pernyataan-pernyataan itu dituntutannya.

Andin yang berada di sebelahnya menarik nafas panjang, ia tidak bisa juga ribut dengan Aldebaran saat ini di depan hakim. Andin mendengarkan apapun yang keluar dari mulut Aldebaran. Ketika Andin diberikan kesempatan untuk berbicara oleh hakim, barulah ia membantah beberapa pernyataan Al. Al yang ngotot mempertahankan rumah tangga mereka mendebat Andin.

Hakim yang melihat itu memutuskan untuk memberikan Al dan Andin waktu membicarakan masalah mereka di luar sidang, hakim merasa masalah mereka masih bisa diperbaiki karena salah satu pihak tidak ingin perceraian ini terjadi dan yang paling penting tidak ada perselingkuhan ataupun kekerasan yang terjadi di dalamnya.

Hakim memberikan jadwal sidang kedua, satu minggu lagi, jika mereka masih ingin melanjutkan proses perceraiannya.

Hakim meninggalkan ruang sidang.

Andin segera bangun dari duduknya dan beranjak meninggalkan Aldebaran.

"Andin.."
"Ndin.."

Al segera menyusul Andin dan memanggilnya. Tapi Andin tidak memperdulikan Al. Sampai Al sedikit berlari baru lah ia bisa meraih tangan Andin.

"Mas, apa lagi?" Andin berdiri di depan Aldebaran.

"Kenapa kamu kekeuh banget mau bercerai sama saya? Saya tau kamu masih cinta sama saya."

"Aku rasa kamu tau alasan aku, mas."

"Saya gatau."

"Kalau gitu, kamu ga perlu tau. Kamu cukup menyetujui aja gugatan aku. Tadi aku pikir kamu ga akan datang karena sudah setuju dengan perceraian ini."

"Mama sakit, dia kepikiran dengan sidang hari ini. Jadi saya rawat mama dulu dan yakinkan mama."

"Mama sakit?"

"Iya."

"Ngarang kamu, mas."

"Mana ada saya ngarang soal mama sakit."

"Aku telepon Kiki."

Andin menelepon Kiki memastikan apa yang dikatakan oleh Aldebaran benar.

"Percaya kan sekarang sama saya?"

"Iya, mama sakit."

"Mama butuh kamu, Ndin. Saya mohon temui mama ya, bicara sama mama."

Andin berpikir sebentar, bagaimanapun ia menyayangi mertuanya itu. Bahkan mertuanya lebih menyayangi Andin dari pada Sarah.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang