10

6.1K 412 23
                                    

"Apa sih, Ndin"

"Kok apa sih mas? Ya udah kamu silakan makan makanan dari Michelle, aku pulang. Setelah itu kamu bisa telpon Michelle buat balik ke sini dan temenin kamu."

"Jangan ngaco ya Andin"

"Kok ngaco sih? Aku ga buta ya mas, aku liat di depan mata aku kamu ambil makanan dari Michelle padahal di meja kamu udah ada makanan yang aku siapin dari tadi. Kamu yang ngaco"

"Saya ambil karena saya ya enak aja Ndin sama Michelle, gimana pun dia itu teman lama saya dan maksudnya dia juga baik kan."

"Baik apanya? Kamu ga liat tadi gimana cara dia natap aku? Maksudnya ga baik mas, dia mau ngerusak hubungan kita" Andin mengeluarkan semua emosinya di sini, di ruangan Aldebaran.

"Hey, ssstt.. ini kantor Andin nanti kedengeran karyawan saya." Al mencoba meredam Andin yang matanya penuh kilatan emosi.

"Ya udah, aku juga kan tadi mau pulang. Aku pamit." lagi-lagi tangannya ditahan oleh Al.

"Mas!" Seru Andin yang sangat kesal pada Al kali ini.

"Saya ga mau makan ini Ndin, ini bakal saya kasih Rendy kok. Kamu pikir saya ga punya perasaan apa di depan istri saya terus lebih milih makan makanan dari orang lain" jelas Al berusaha menahan Andin.

"Jadi kalo ga ada aku baru kamu akan makan makanan dari Michelle?"

"Ngga gitu Ndin, ya Tuhan Andin"

"Mas, aku mau pulang, ya?" pinta Andin, ia masih kesal dan perlu waktu untuk sendiri.

"Saya ngga izinin"

"Kenapa?"

"Saya suami kamu, kamu harus nurut kata saya."

"Terus kamu mau apa?"

"Duduk, temani saya makan siang. Ini udah jam 12.35, sebentar lagi saya ada meeting. Kamu mau saya meeting dengan keadaan lapar?"

Andin pun duduk di tempatnya semula dengan wajah yang ditekuk.
Al menyusulnya duduk dan menelepon Rendy.

"Hallo, Ren"
"Kamu dimana?"
"Ke ruangan saya sekarang."

Andin hanya diam masih dengan ekspresi yang sama, ia tidak memperdulikan apa yang dilakukan Al. Tidak lama Rendy masuk ke ruangan Al.

"Siang Pak Al, Bu Andin"

Andin tersenyum membalas sapaan Rendy.

"Siang Ren, kamu udah makan siang?"

"Belum Pak, saya sedang siapkan presentasi untuk meeting jam 1 nanti."

"Ini, makan dulu. Nanti kamu sakit" Al menyerahkan makanan dari Michelle kepada Rendy.

"Hm Pak Al ga usah repot-repot Pak, saya bisa minta OB untuk belikan nanti."

"Ga sempat Ren, ini udah jam berapa. Cepat makan di ruangan kamu sambil selesaikan presentasinya."

"Baik Pak, terima kasih Pak Al, Bu Andin. Saya permisi."

Rendy pun meninggalkan ruangan Al sambil membawa makanan dari Michelle tadi.

Al menatap Andin
"Udah kan?"

"Ga sesimple itu mas" Andin berkata dengan suara pelan tapi nada yang tegas.

"Apa lagi Andin?" Andin yang menyadari bahwa meeting Al akan segera dimulai mengalihkan pembicaraannya, meminta Al segera memakan makanannya. Sekesal apapun, ia tidak ingin suaminya kembali jatuh sakit.

"Udah kamu makan dulu, sisa 20 menit lagi" Al hanya menuruti kata Andin, sebelum istrinya itu kembali melanjutkan pertengkaran mereka.

"Habis, masakan kamu enak juga" kata Al yang sudah mengabiskan makanannya.

"Makanya makan tuh masakan istrinya, jangan makan masakan perempuan lain terus, baru tau kan kamu masakan istri kamu enak." sindir Andin sambil membereskan tupperware bekas makan Al.

"Cukup ya Andin" Al sedikit membentak Andin, ia juga kesal pada Andin yang terus menyindirnya dan tidak percaya.

Andin langsung berdiri memegang tas dan paper bag tempat tupperwarenya tadi.

"Aku pulang" pamit Andin dengan tatapan marah pada Al, matanya memerah. Tanpa menunggu jawaban Al, Andin langsung melangkahkan kakinya.

"Ndin"
"Andin"

Andin tidak mengengok sedikit pun ketika Al memanggilnya.

....

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang