61

4.1K 640 93
                                    

Sempet pusing banget masalah kantor, tadinya mau upload dari kemarin-kemarin buat naikin mood kan dengan baca komentar-komentar kalian jujur kalian tuh moodbooster sih makasih ya. Cuma pas mau upload buka notif dulu eh ada yang NYURUH jadi moodnya malah makin rusak dan karena ga mau terkesan nurut ketika disuruh soalnya aku bukan pesuruh jadi aku uninstall WP beberapa hari :)

Sampe hari ini aku install lagi pun masih ada aja yang NYURUH haha tapi gapapa upload, moodnya udah baik soalnya, orang-orangnya otw blokir.

Selamat membaca ❤️

....

Jam makan siang, Aldebaran duduk menunggu Andin di kantin Pelita Nusa. Ia sudah menghubungi Andin dan Andin memintanya menunggu di sana.

Tidak lama Aldebaran melihat Andin muncul dari balik dinding kantin tapi bersamaan dengan itu datang lelaki dari arah berlawanan dan menyapa Andin, membuat Andin menghentikan langkahnya dan tersenyum pada lelaki itu. Aldebaran menduga itu adalah Rio, penampilannya mendeskripsikan semua yang dijelaskan anak buahnya kemarin ketika Al minta menyelidiki semua tentang Rio.

Andin terlihat menunjuk suaminya, seperti menunjukan pada Rio kalau suaminya ada di sana. Andin dan Rio berjalan beriringan menuju meja di mana Aldebaran duduk.

"Mas, ini Rio dan Rio ini mas Al, suami aku." Andin bermaksud memperkenalkan Aldebaran dan Rio agar Al tidak lagi salah paham pada mereka dan ia berusaha seterbuka mungkin dengan Al.

Aldebaran berdiri, mengulurkan tangannya kepada Rio, "Aldebaran."

Rio tersenyum lalu menjabat tangan Al, "Rio."

"Duduk Ndin, Rio silahkan duduk." Al mempersilahkan sepasang emm teman itu duduk.

"Aku ke toilet dulu ya mas sebentar," bukannya duduk Andin malah berpamitan untuk pergi ke toilet, meninggalkan suami dan temannya.

"Silahkan duduk, Rio." Ucap Al setelah Andin meninggalkan mereka dan entah untuk apa Rio justru menerima basa-basi Aldebaran dan duduk bersama.

"Terima kasih, Pak Al."

Keadaan menjadi canggung, tapi hanya dua menit karena setelah itu Al membuka percakapan.

"Sudah lama mengajar di sini?" Tanya Al basa-basi, padahal ia sudah tau jawabannya dari Andin.

"Baru beberapa hari, saya baru kembali dari luar negeri."

"Tapi terlihat sudah akrab ya dengan Andin"

"Haha iya karena dulu kami satu kampus dan Andin adalah wakil saya waktu di BEM jadi kami memang cukup dekat waktu itu."

"Mungkin saya harus belajar banyak dari Anda ya untuk mengetahui lebih banyak tentang Andin."

"Pak Al bicara apa? Bapak kan suaminya harusnya Bapak sudah tau semuanya tentang Andin kan lebih dari saya."

Kenyataannya Al bahkan tidak tau kalau Andin menyukai Disney, sesepele itu saja ia tidak tau padahal jika diperhatikan Andin memiliki beberapa barang dengan figur Disney di rumahnya. Salahnya memang tidak pernah perduli pada Andin selama ini, tapi jika Andin meminta pasti Al siap membeli saham Disney untuknya, sayangnya wanita itu tidak pernah meminta banyak atau mungkin tidak berani meminta padanya mengingat perlakuan buruknya selama ini.

Aldebaran tersenyum menanggapi ucapan Rio, "iya memang harusnya begitu."
"Anda bagaimana? Apa Anda sudah menikah?"

"Belum, saya masih berusaha mendapatkan hati seseorang."

"Jika sudah Anda dapatkan, akan Anda bahagiakan dengan cara apa?"

"Memberikan semua yang terbaik dan yang dia sukai, memang apa lagi? Bukan kah kalau mencintai yang paling penting adalah melihat orang itu tersenyum dan bahagia? Anda juga pasti melakukan itu kan untuk Andin?" Rio tersenyum, entah apa yang ia sembunyikan di balik senyumannya.

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang