26

4.5K 386 66
                                    

Matahari sudah terbenam, kini Surya sudah kembali siuman. Elsa dan Nino pun sudah datang untuk gantian menjaga Surya.

"Sa, nanti malam tolong jagain papa ya. Jangan sampai papa dibiarin sendirian biarpun cuma sebentar, kalau kamu mau ke kamar mandi atau ke kantin gantian aja sama mas Nino ya. Soalnya tadi siang papa anfal lagi padahal sebelumnya baik-baik aja." jelas Andin kepada adiknya.

"Hah? Tadi papa sempet anfal lagi? Kok lo ga kabarin gue sih, mba?" Elsa langsung panik ketika mendengarnya.

"Mba takut ganggu kamu lagi pemotretan, Sa."

"Tapi kan, mba.." Elsa kesal kepada Andin karena tidak mengabarinya ketika Surya kembali drop.

"Elsa, udah nak. Papa udah gapapa kok."

Andin sama sekali tidak menceritakan tentang Aldebaran yang meninggalkan Surya untuk pergi ke rumah Michelle, Andin tidak ingin membebani pikiran Surya dan tidak ingin Elsa dan Nino tau. Jika Elsa tau, Elsa tidak akan mengampuni Aldebaran yang sudah hampir saja membuat papanya celaka dan menduakan Andin.

Kepada Surya pun Andin berbohong untuk membela suaminya, ketika baru siuman tadi Surya bilang ia tidak melihat Al di sana ketika serangan itu datang sampai akhirnya ia tidak sadarkan diri.

"Kebetulan mas Al lagi ke kantin untuk beli minum, pa. Tapi habis itu mas Al kok yang hubungi aku supaya cepet balik ke sini."

..

Hari sudah semakin malam tapi Andin belum pulang, rasanya Andin takut untuk meninggalkan papanya di sana meskipun ada Elsa dan Nino. Ia masih trauma, biarpun ia tau Elsa tidak akan meninggalkan papanya.

"Ndin, kamu belum mau pulang? Ini sudah malam." Nino menegur Andin yang sedari tadi melamun di sofa yang ada di sana.

"Iya mba, papa juga udah tidur."

"Mba khawatir Sa sama papa"

"Kan ada gue sama Nino yang jagain papa di sini, lo pulang aja, istirahat. Besok pagi baru ke sini lagi."

"Ya udah, mba titip papa ya, Sa."

"Iya mba, gue kan anak papa juga ga mungkin gue ga jagain papa." Elsa menjawab dengan nada sedikit kesal, Andin seolah tidak mempercayainya.

"Kamu pulang sendiri, Ndin? Di mana Aldebaran? Dia ga jemput kamu?" Nino bertanya karena ia tidak melihat Al sama sekali dari tadi.

Andin kembali mengingat Aldebaran, rasa kecewa dan marah kembali muncul. Wajahnya memerah tapi Andin berusaha menahan air matanya di depan semua orang.

"Ngga, aku bisa pulang sendiri." Andin langsung beranjak dan keluar dari ruangan Surya.

..

Al masih berada di rumah Michelle, sedari tadi ia berpamitan untuk pulang tetapi Michelle tidak mengizinkan. Banyak sekali keluhan yang ia utarakan dan sesekali berpura-pura merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya, membuat Al tidak tega jika memaksa harus pulang.

Al sama sekali tidak tau soal keadaan Surya, ia menganggap semuanya baik-baik saja. Toh tadi tidak lama setelah Al meninggalkan rumah sakit, Andin sudah di sana.

Setelah memberikan Michelle obat terakhirnya malam ini, Al akhirnya diizinkan pulang oleh Michelle tapi Al harus berjanji besok pagi akan datang kembali. Al mau tidak mau mengiyakannya. Chemotherapy ini juga dilakukan Michelle atas bujukan dari dirinya, jadi Al merasa ia harus bertanggung jawab atas efek samping yang terjadi.

..

Al sudah berada di dalam mobilnya, sebelum melepas rem tangannya Al mengingat Andin yang mungkin masih di rumah sakit. Berniat untuk menjemputnya jika memang masih di sana.

Al mencoba menelepon Andin tetapi tidak ada jawaban. Al mengirimkan pesan pun hanya dibaca oleh Andin. Al cukup bingung kenapa Andin? Apakah Andin marah karena tadi ia meninggalkan Surya di rumah sakit sendirian? Bukan kah itu masalah sepele? Toh tidak terjadi apa-apa dan tidak lama Andin pun sudah kembali.

Karena tidak mendapatkan jawaban, Al memutuskan untuk langsung mampir ke rumah sakit, sekaligus menjenguk mertuanya.

..

Al masuk ke ruangan Surya dengan sangat berhati-hati karena ini sudah malam dan mungkin Surya sudah tidur.

Dan benar saja di sana Al melihat Surya sudah tertidur begitupun dengan Elsa dan Nino yang tidur sembari duduk bersebelahan di sofa. Tapi Al tidak melihat Andin. Al berpikir mungkin Andin sudah pulang.

Ketika Al melangkah untuk keluar, Elsa terbangun mendengar langkah kakinya.

"Al," panggil Elsa pelan karena takut membangunkan papa dan suaminya tapi tetap bisa membuat Al menghentikan langkahnya.

"Sa, maaf saya ganggu tidur kamu." Al membalikan badannya kembali menghadap Elsa.

Elsa bangun berdiri untuk menghampiri Al dan mengajaknya bicara di luar, karena takut suara mereka mengganggu dua orang yang masih terlelap.

"Ada apa, Al?" tanya Elsa pada kakak iparnya itu.

"Tadinya saya mau jemput Andin sekalian jenguk papa, tapi Andin sudah pulang keliatannya."

"Iya, mba Andin udah pulang. Emang kamu ga telpon dulu?"

"Udah, tapi ga dijawab jadi saya langsung kesini aja sekalian jenguk papa tapi papanya udah tidur juga."

"Iya, papa abis minum obat yang kasih efek ngantuk, harus banyak istirahat soalnya tadi siang abis anfal lagi."

"Papa anfal lagi?" tanya Al sedikit khawatir.

"Iya, tapi udah ga apa-apa, butuh banyak istirahat aja."

"Kok ga ada yang kabarin saya?" Al kembali bertanya, karena Andin tidak mengabarinya.

"Saya juga ga dikabarin kok sama mba Andin, baru tau barusan pas dateng ke sini. Ya udah mendingan kamu pulang deh Al, udah malem. Jenguk papa besok pagi aja sekalian anter mba Andin kalo dia mau ke sini lagi."

"Ya udah, Sa. Saya pulang dulu. Selamat malam."

"Malam Al, hati-hati."

..

"Kok Andin ga ada bilang kalau papa tadi siang anfal lagi."

"Tumben juga telpon ga diangkat."

Al bergumam sendiri di dalam mobilnya, ia kini ada diperjalanan pulang ke Pondok Pelita.








....

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang