86

3.1K 484 51
                                    

Siang hari, Andin kembali mencari Al ke kantornya tapi pria itu tetap tidak ada di kantor. Sampai Andin kembali pulang ke rumah mertuanya.

"How, Ndin?"

"Gak ada ma," jawab Andin lemah.

"Biar mama coba tanya Rendy, harusnya Rendy tau karena dia akan selalu antar dokumen kalau Al tidak ke kantor."

"Hallo Rendy,"
"Kamu tau Al di mana?"
"Jangan bohong Ren, kamu pasti harus antar beberapa dokumen kan kalau Al tidak ke kantor,"
"Al cuti beberapa hari?"
"Kamu serius?"
"Baik, terima kasih Rendy."

"Rendy gak tau Ndin, Al memang cuti beberapa hari," Rossa mengusap pundak menantunya.

"Ma, menurut mama aku harus gimana? Mama kan mamanya mas Al, mama tau yang terbaik untuk mas Al, atau baiknya aku ikutin aja maunya mas Al?" tanya Andin kembali menitikan air matanya.

"Kalau kamu masih mencintai Al, perjuangkan Ndin, karena Al juga sangat mencintai kamu, tapi kalau kamu lelah, mama tidak bisa memaksa kamu, seperti mama tidak memaksa Al,"
"I love you both," Rossa memeluk Andin.

Andin tidak berhenti menghubungi Al meskipun tidak mendapatkan jawaban.

..

Sampai keesokan harinya, Aldebaran pulang ke Pondok Pelita.

Kiki yang sedang menyapu halaman, melihat mobil Al memasuki gerbang segera berlari untuk memberitahu majikannya.

"MBA ANDIINN, IBUU, MAS AL PULANG!" teriak Kiki penuh semangat.
"IBUU!! MBA ANDIINN!!"

Rossa dan Andin segera berkumpul di ruang keluarga, di mana sumber suara Kiki terdengar.

"Al pulang, Ki?" tanya Rossa.

"Iya bu, mba, mas Al pulang," Kiki terlihat sangat sumringah.

Andin dan Rossa tersenyum, berharap ini pertanda baik.

Ketika Al menginjakan kakinya di ruang keluarga dan berhadapan dengan tiga orang tadi, ia seketika mematung.

"Ki, tolong buatkan Al minum ya," pinta Rossa yang niatnya mengusir Kiki secara halus.

Setelah Kiki pergi baru lah mereka mulai berbicara.

"Mas, aku seneng kamu pulang," Andin melangkah mendekati suaminya sambil tersenyum, lalu memeluknya.

Al masih diam di posisinya, matanya menatap mamanya yang berdiri di belakang Andin. Al memang berniat pulang ke rumah mamanya tapi ia pikir Andin sudah tidak di sana.

"Please," ucap Rossa hanya dengan gerakan bibir dan mata berkaca-kaca, ia berharap Al membalas pelukan Andin.

Kedua tangan Al bergerak perlahan mendekap tubuh Andin, semakin lama semakin erat, ia rindu, ia sedih. Beberapa saat kemudian Al sadar kalau ia tidak seharusnya memberikan Andin harapan kembali, Al melepaskan pelukannya.

"Saya mau ambil berkas di ruangan saya," Al mengusap lengan Andin kemudian segera berlalu ke ruang kerjanya tapi itu tentu saja hanya alasan.

"Mas.." panggil Andin hendak mengikuti langkah suaminya.

"Andin, biar mama, biar mama bicara dulu sama Al ya?" tahan Rossa.

Andin mengangguk, ia percaya pada mertuanya.

..

Al yang sedang berdiri bertumpu pada meja kerjanya sambil menunduk memejamkan mata, seketika bergerak acak berpura-pura mencari berkas ketika mendengar suara pintu ruangannya dibuka.

"Hey Al.."

"Eh mama.." Al berpura-pura menoleh baru menyadari keberadaan orang lain di sana.

"Sedang apa kamu?"

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang