78

2.6K 431 63
                                    

Mengenai kejadian yang membuatnya babak belur, mau tidak mau Al harus menceritakannya pada Andin agar istrinya itu tidak merajuk.

Al bilang ada sekelompok perampok yang menghadangnya dan mencoba membawa lari mobilnya, bahkan ia sempat dibuat tidak bisa melawan sampai hampir ditusuk pisau, untung saja ada Rio yang menolongnya.

Andin yang mendengar itu segera memeluk suaminya.

"Mas, kalau kamu kenapa-kenapa aku bakal kehilangan hidup aku, hiks.."

"Saya kan gak kenapa-kenapa, kok kamu nangis sih? Sstt.."

Setelah merasa tenang, Andin melepaskan pelukannya.

"Udah yuk tidur," ajak Al.

"Mas.."

"Hm?"

"Mm.."

"Apa Andin?"

"Boleh chat Rio bilang terima kasih?"
"Tapi-tapi kalau gak boleh gak apa-apa," Andin tidak ingin ada lagi kesalahpahaman jadi ia memutuskan untuk minta izin terlebih dulu.

Al diam, ia tampak sedang berpikir.

Andin tersenyum mengerti, "lupain aja, udah yuk istirahat."

"Boleh, Ndin," Al tersenyum sedikit.

Rio, terima kasih kamu udah tolong suami aku. Kalau gak ada kamu, mungkin aku udah kehilangan hidupku sekarang.

Tulis Andin untuk Rio, Al juga membacanya dengan jelas karena posisinya tepat di sebelah Andin.

Tidak lama, satu pesan balasan masuk.

Gimana kalau tanda terima kasihnya kita keluar untuk minum teh besok?

Andin melihat Al yang sudah mengeraskan rahangnya.

Aku gak bisa.

Andin kembali memasukan nomor Rio ke dalam daftar blokir.

"Udah yuk tidur," ajak Andin pada suaminya.

Al mulai merebahkan tubuhnya perlahan.

"Nyaman gak kayak gitu? Atau mau aku ambilin bantal lagi?"

"Udah, sini," Al merentangkan tangannya dan memeluk Andin erat, disertai beberapa kecupan di pucuk kepala istrinya itu.

..

Ini hari ke-5 Al dan Andin kembali ke Indonesia, Al sudah kembali berangkat ke kantor tapi Andin masih dalam masa cutinya, Al meminta Andin untuk beristirahat dulu.

Tapi bukan beristirahat, Andin malah ingin ikut ke kantor suaminya.

"Yakin gak bakal bosan nungguin saya kerja?" tanya Al memastikan.

"Yakin, ya boleh ikut ya?"

"Gimana ya?" Al pura-pura berpikir untuk menggoda istrinya.

"Mama, mas Al nihhhh.." adu Andin merengek pada Rossa yang sedari tadi tersenyum memperhatikan anak-anaknya. Persis seperti kakak-adik dan ibunya.

"Al, kamu liat tuh mukanya Andin udah kayak gitu," mendengar ucapan mamanya, Andin semakin menekuk wajahnya dan memajukan bibirnya terlihat sememelas mungkin agar suaminya mengijinkannya ikut.

"Iya, boleh ikut," jawab Al tersenyum sambil mengacak rambut istrinya.

Seketika Andin tersenyum sumringah.

"Yaudah ma, aku berangkat dulu kalau gitu ya," Al mencium tangan mamanya.

"Bentar mas, aku ambil handphone dulu di kamar," Andin segera berlari ke kamarnya.

"Jangan lari-lari nanti jatuh!!" Teriak Al.

"Istri kamu itu, menggemaskan sekali," Rossa menggeleng lucu melihat tingkah Andin yang kekanak-kanakan. Tapi ia kagum, biarpun Andin masih memiliki sifat kekanak-kanakan tapi menantunya itu bisa juga bersikap dewasa dan kuat menghadapi setiap masalah, ia pandai menyesuaikan dirinya.

Al hanya tersenyum.

"Udah?" tanya Al ketika melihat Andin kembali.

"Udah, ayo berangkat. Ma, aku pergi dulu ya," pamit Andin mencium tangan Rossa.

"Hati-hati ya."

..

Di kantor Aldebaran, Andin duduk di sisi suaminya yang sedang memimpin rapat dengan para kepala divisi perusahaannya. Setiap akhir bulan, Al memang selalu mengadakan rapat untuk mendapatkan update dari semua divisi. Tapi Andin tidak memperhatikan apa yang disampaikan semua orang di sana, ia hanya terus memperhatikan suaminya, wajahnya, gerak-geriknya, Andin benar-benar selalu dibuat jatuh cinta.


..

Andin melihat kalender meja di kamarnya untuk mengingat berapa hari lagi ia akan kembali mengajar, tapi ternyata ia juga menyadari hal lain, ia telat seminggu datang bulan. Andin membulatkan matanya, sebuah harapan besar muncul, ia langsung membayangkan semua hal indah termasuk reaksi suaminya.

Hari ini sudah menjelang sore, Andin harus menunggu besok pagi untuk melakukan test kehamilan, karena dari yang ia baca di internet, penggunaan test pack lebih bagus digunakan di pagi hari sebelum urin tercampur dengan makanan dan minuman, entah benar atau tidak tapi itu yang ia baca dan ia percaya.

Sebelum suaminya pulang, Andin dengan cepat meminta diantarkan oleh supir ke apotik terdekat untuk membeli testpack.

..

"Sayang.." Andin membangunkan suaminya yang masih tertidur karena hari ini adalah hari Sabtu.
"Sayang, bangun," Andin menggoyangkan tubuh suaminya dengan sebelah tangannya, karena sebelah tangannya lagi memegang satu benda kecil pipih yang membuat senyumnya tidak pernah usai sejak tadi.

"Hmm.." gumam suaminya yang masih memejamkan mata.

"Bangun dulu, mas.." dengan suara bergetar Andin masih berusaha membangunkan suaminya.

Al segera membuka matanya mendengar suara Andin yang mulai berubah seperti mau menangis.

"Kamu kenapa?" tanya Al khawatir, ia sudah duduk sekarang.

Andin memberikan benda kecil pipih berwarna putih biru dengan dua garis merah pada suaminya.

Al terlihat kebingungan, ia memperhatikan benda itu dan membolak-balikannya sampai ia melihat dua garis merah di tengahnya. Al berpikir sebentar.

Andin menatap lucu suaminya dengan mata berkaca-kaca.

"Andin, kamu-kamu.. kamu hamil?" akhirnya.

Andin tersenyum dan mengangguk.

"Iya mas, aku hamil, kamu akan jadi ayah," ucap Andin meneteskan air mata harunya.

Al segera memeluk istrinya, matanya memerah dan air matanya ikut turun, Andin bisa merasakan kebahagiaan yang luar biasa dari suaminya.

"Terima kasih, Ndin, terima kasih," ucapnya masih memeluk Andin.

"Terima kasih juga, mas," Andin mengusap punggung suaminya.

Al menghujani wajah Andin dengan banyak kecupan, seperti tidak tau lagi bagaimana caranya mengungkapkan rasa bahagianya.

"Saya janji, saya akan jaga kamu dan anak kita."

"Hey Andin.." panggil Al sambil mengusap paha istrinya, setelah keluar dari kamar mandi, ia melihat Andin tersenyum sambil melamun.

"Hm? Iya mas kenapa?" tanya Andin cepat, seketika ia keluar dari bayangan manisnya yang ia harapkan akan menjadi kenyataan besok.







....

Aldebaran & Andin (Married Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang