DAMARA | 04

969 66 20
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

"Bu, masa saya sekelompok sama Gerry?" komplain Mita pada Bu Loli saat pembagian kelompok.

"Enggak apa-apa, kan biar sekalian kita pdkt lagi," ucap Gerry berbisik sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Siapa tau ntar balikan," sambungnya.

Mita berkekeh geli melihat tingkah dari sang mantan, ia kembali menghadap Bu Loli sembari memasang wajah melasnya agar Mita di izinkan berganti kelompok.

Saat ini kelas 11 IPA 3 tengah di ajar oleh Bu Loli, dan Bu Loli memberikan mereka tugas kelompok, di dalam satu kelompok hanya di isi dengan dua siswa saja. Tugas kelompoknya adalah tentang Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

"Enggak boleh ada penolakan!" Pungkas Bu Loli.

Mita mendengus sebal, kalau ia satu kelompok dengan Gerry, bisa-bisa ia yang mengerjakannya sendiri. Bu Loli kembali memakai kacamata nya, dan melihat Absen lagi.

"Sabillya." Mendengar namanya di sebut, Ilya menegakkan duduknya. "Kamu, sama Damar, ya," Ilya membulat sempura, kenapa harus dengan si tiang bendera? Sedangkan Damar yang duduknya tepat di belakang Ilya tersenyum kecil saat mengetahui kalau ia satu kelompok dengan Ilya.

"Pulang sekolah, tunggu di parkiran," bisik Damar di telinga kanan Ilya. Ilya merinding mendengar bisikan Damar, Steven yang duduk di sebelah Damar tersenyum sembari menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Damar, jarang sekali Damar bersikap seperti itu, biasanya, Damar selalu bersikap dingin kepada gadis gadis, tapi pada Ilya?

"Baik, semuanya sudah mendapatkan kelompoknya masing-masing. Untuk tugasnya, di kumpulkan minggu depan, ya,"

"Ada pertanyaan?" Tanya Bu Loli sebelum mengakhiri kelasnya.

Hening!

Bu Loli melirik ke arah kanan dan kiri, di rasa tak ada yang membuka suara, Bu Loli merapikan bukunya. "Kalau tidak ada, saya permisi. Selamat siang," Bu Loli pun keluar dari kelas. Tak lama Bu Loli pergi, bel istirahat ke dua berbunyi.

~⚔️~

Seperti ucapan Damar tadi, Ilya tengah menunggu cowok bermata elang itu di parkiran, tapi sudah 20 menit Ilya menunggu, tak ada tanda tanda kalau cowok itu akan datang, Ilya mengayunkan kakinya, dan menatap langit yang sepertinya akan turun hujan. Dari arah kejauhan, Ilya melihat kalau Damar sedang berlari ke arahnya.

"Lama ya?" Tanya Damar namun tak di gubris oleh Ilya.

Damar ikut duduk di samping Ilya, dan menatap ke arah Ilya yang masih mengayunkan kakinya. "Apa sepatu itu lebih menarik dari pada wajah gue?" Tanya Damar lagi.

Ilya berdecak, lalu menatap wajah Damar kesal. "Lama banget sih lo!" kesal Ilya.

Damar tertawa kecil saat Ilya marah padanya, wajah Ilya benar-benar lucu kalau sedang marah. "Maaf, tadi abis kumpul sebentar sama anak Ardegas,"

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang