DAMARA | 05

949 63 22
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Damar menjatuhkan dirinya di atas kasur empuknya. Ia baru saja kembali sehabis mengantar Ilya, dan di lanjut berkumpul bersama teman-teman di markas Ardegas sampai pukul 12 malam. Baru saja Damar ingin memejamkan matanya, suara notifikasi di ponselnya membuat ia meraba permukaan kasur tanpa merubah posisinya. Ia sedikit mendongakkan kepalanya saat ponselnya sudah ia dapatkan.

"Mita?" Gumamnya.

Damar langsung mengubah posisinya menjadi duduk, dan melihat pesan yang Mita kirimkan padanya.

Mita Nastiva:

Nih gue kasih nomornya Ilya. Jangan teror gue lagi!

08138******1

Bibir Damar perlahan mengulas senyuman tipis. Akhirnya ia mendapatkan nomor Ilya, kalau Damar memintanya secara langsung? Oh tidak, itu tidak akan mungkin. Mau di taruh dimana mukanya? Kan ia gengsi.

Di tempat lain, Ilya baru saja selesai meminum obatnya, dan berniat untuk tidur, tapi terdengar suara notifikasi dari ponselnya membuat Ilya mengurungkan niat awalnya. Gadis cantik berkulit pucat itu kembali mengambil ponsel yang sudah ia letakkan di atas meja riasnya. Ilya mengerutkan keningnya ketika mendapati nomor asing yang mengirimkannya pesan malam-malam.

"Siapa sih?" Tanyanya pada diri sendiri.

Unknown:

Ini Damar. Save y, jgn d block

Jgn tdr mlm², nnti skt

Setelah membaca pesan yang di berikan oleh Damar, entah kenapa perasaan Ilya menjadi sangat senang, apalagi saat Damar mengkhawatirkannya. Tanpa sadar, gadis itu berloncat-loncat karena kegirangan, Damar sungguh membuat hati Ilya seperti ada kupu-kupu yang sedang berterbangan di dalamnya.

"Non, gak apa-apa?" Bi Sari mengintip Ilya dari balik pintu.

Ilya terkejut saat mendapati kepala bi Sari yang tiba-tiba saja muncul dari balik pintu kamarnya. "Bibi! Ngagetin aja," Ilya mengusap-usap dadanya.

Bi Sari terkekeh. "Maaf non, tadi bibi kira non kenapa-napa,"

"Aku gak apa-apa kok bi, maaf ya udah ganggu tidurnya bibi,"

"Itu udah jadi tugas bibi untuk pastiin kalo non baik-baik aja, jadi non gak perlu minta maaf," Ilya tersenyum, ia menghampiri bi Sari dan memeluknya erat.

"Makasih ya bi, bibi selalu ada untuk Ilya," Ilya sampai menitihkan air matanya, begitu juga bi Sari.

"Ilya sayang sama bibi," ucap gadis itu tulus.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang