DAMARA | 12

714 58 20
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Brak!

Tanpa salam Damar langsung masuk ke dalam kelas Antari dan menggebrak meja di barisan paling depan, tentunya aksi Damar itu membuat satu kelas terkejut, untung kelasnya sedang tidak ada guru, jadi Damar bisa masuk dengan mudah.

"Mana yang namanya Antari?!" Seru Damar.

Banyu sebagai ketua kelas dari 11 IPS 4 pun maju ke depan, menghampiri Damar. "Gak di ajarin sopan santun apa gimana? Kalo masuk kelas orang tuh salam dulu!" Ucap cowok bertubuh jangkung itu tak suka.

Damar menghiraukan ucapan Banyu, ia berjalan ke arah seorang gadis yang gerak geriknya tampak mencurigakan. "Lo Antari kan?"

"E-enggak,"

Damar tersenyum miring. "Lo gugup, dan itu artinya tebakan gue benar. Ikut gue lo sekarang." Damar menarik paksa tangan Antari, sementara itu Antari meringis sembari berusaha melepaskan cekalan tangan Damar dari tangannya.

"Damar, sakit!" Lagi-lagi Damar tidak memperdulikan lawan bicaranya, cowok dengan tinggi 179 cm itu terus menarik tangan Antari sampai UKS.

"Minta maaf, buru!" Damar menghempaskan tangan Antari, dapat terlihat jelas bekas cekalan tangan Damar tadi, benar-benar merah. Damar tidak akan pernah main-main pada siapa pun orang yang sudah berani menyakiti orang special di hidupnya, mau perempuan atau laki-laki, Damar selalu memberinya pelajaran.

"Minta maaf dalam hal apa?" Tanya Antari.

"Gak usah pura-pura sok naif deh lo, emang gue gak tau kalo lo yang udah buat Sabil sampe kayak gini?" Antari diam membisu, dalam hati ia memaki Ilya karena sudah berani mengadu pada Damar.

"Minta maaf, atau gue laporin ke guru BK?"

Antari tertawa di buat-buat mendengar ucapan Damar barusan. "Laporin apa? Emangnya gue ada salah apa?"

"Salah apa? Gak liat tuh cewek gue sampe kayak gitu? Dan lo masih bilang kalo lo salah apa?" Damar melirik ke arah Ilya yang sedang menatap Antari dengan raut wajah sedikit takut.

Damar menghampiri Ilya dan memeluk Ilya dari samping. "Jangan takut, ada gue di sini," bisik Damar. Ilya sedikit tenang saat Damar mengucapkan itu.

"Gue hitung sampe tiga, kalo lo belum minta maaf juga-" Damar sengaja menggantung ucapannya.

"Kayak ada bukti aja," Antari meremehkan Damar.

"Jelas ada, jangan pikir gue gak tau kalo lo yang udah bully adik kelas sampe dia pindah sekolah kan?" Antari tiba-tiba diam seribu bahasa, kenapa kejadian itu di ungkit lagi? Padahal itu sudah terjadi delapan bulan yang lalu.

"See, lo diem, itu arti nya-"

"Iya, iya gue minta maaf!" Antari menyela ucapan Damar.

"Gue minta maaf!" Ucap Antari ketus, ia pun keluar dari UKS tak lama setelah mengatakan itu.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang