DAMARA | 45

232 22 4
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Ke empat pasangan ini baru saja mau menikmati makan malam mereka, tapi tidak jadi setelah mendengar suara yang begitu Damar kenali baru saja tiba, Ilya melihat raut wajah Damar yang langsung berubah menjadi kurang suka dengan kedatangan Ayah dan istri barunya.

Ilya menyentuh tangan Damar, ia seolah memberitahu kalau semuanya akan baik-baik saja, melihat Ilya tersenyum membuat hati Damar merasa lebih tenang dari sebelumnya.

"Kakek sengaja undang Ayah kamu," ujar Tara, melihat wajah Damar yang seperti meminta penjelasan padanya.

Abian dan Rania duduk di hadapan Damar dan Ilya. "Tunggu dulu Pa, kita masih punya satu tamu lagi," ucap Abian pada Tara.

Tara mengerutkan keningnya, seingatnya ia tidak mengundang siapa-siapa lagi selain anak dan cucu nya ini, tapi kenapa Abian berkata sedemikian?

Baru saja selesai di bicarakan, tamu yang Abian maksud sudah datang, bersama dengan anak perempuannya yang usianya sepantaran Damar dan Ilya.

Mata Ilya membulat sempurna melihat tamu yang di bicarakan oleh Abian tadi, ternyata tamu itu adalah Gunawan dan Janet yang tengah melempar senyum ke arah mereka. Semuanya berdiri untuk menyambut Gunawan dan Janet, begitu juga dengan Ilya yang masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa Papa dan saudara tirinya itu bisa kenal dengan keluarga Megantara?

"Baik, karena kita sudah kumpul semua, bagaimana kalau makan malam nya segera di mulai?" ucap Tara memecahkan keheningan yang sempat terjadi beberapa saat.

~⚔️~

"Pa, ada yang saya ingin bicarakan,"

Selesai makan malam, mereka langsung pergi ke ruang keluarga untuk menghabiskan waktu bersama yang sudah sangat jarang mereka lakukan setelah Abian memilih pindah rumah delapan belas tahun lalu, sejak saat itu Abian dan Tara sama-sama di sibukkan dengan bisnis yang mereka jalani, membuat mereka jarang berkumpul lagi.

"Bicara tentang apa?" Tanya Tara.

"Damar akan saya jodohkan dengan Janet," Abian melirik ke arah Damar dan Janet yang duduknya tidak begitu berjauhan.

Jodohkan Damar dan Janet? Batin Ilya, hampir saja nafasnya terhenti karena mendengar pernyataan yang cukup menyakitkan itu. Damar menatap Ilya yang entah gadis itu tengah memikirkan apa, Damar memilih menggenggam tangan Ilya, tangannya begitu dingin, itulah yang Damar rasakan saat ia menggenggam tangan Ilya.

"Aku mau ke toilet," ucap Ilya pelan pada Damar.

"Aku antar," Ilya menggeleng.

"Kamu di sini aja," Damar menghembuskan nafasnya pasrah.

"Nek, toilet di mana ya?" Tanya Ilya kepada Megan yang duduk di sampingnya.

"Kamu lurus, nanti belok kanan aja," Ilya mengangguk paham, ia langsung pergi ke toilet karena sudah tidak tahan mendengar semua kenyataan itu, kenyataan kalau Damar akan di jodohkan dengan saudara tirinya.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang