DAMARA | 63

180 12 22
                                    

Sepulang dari sekolah, Damar dan keenam temannya sudah berjanjian ingin pergi membagikan nasi kotak untuk orang-orang yang mereka temui di jalanan nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang dari sekolah, Damar dan keenam temannya sudah berjanjian ingin pergi membagikan nasi kotak untuk orang-orang yang mereka temui di jalanan nanti. Seperti biasa, para cowok-cowok ini akan mengajak pasangan, kalau kata Gerry sih biar jok belakang nggak sepi-sepi amat.

Sebelum naik ke atas motor kesayangannya, Damar memakaikan Ilya jaket miliknya, karena hari ini Ilya lupa membawa jaket, alhasil Damar yang tidak mau kekasihnya itu kedinginan dan sebagai pacar yang baik, ia memberikan Ilya jaketnya.

"Gini amat ngontrak di bumi, besok mau pindah ke earth aja lah," celetuk Gerry sembari memandang ke arah langit yang sedikit mendung.

"Kan Mita ada," ujar Al yang kini sudah menaiki motornya.

"Sekarang Mita sombong. Nggak inget apa ya dulu dia sebucin apa sama gue?" Gerry mengingat-ingat masa pacaran dengan Mita dulu.

"Yang lalu biarlah berlalu, sekarang waktunya buka lembaran baru, sama orang yang baru," sahut Mita yang tiba-tiba saja muncul dari belakangnya.

"Apa gue kudu baru dulu? Baru lu mau lagi sama gue, Mit?" Tanya Gerry terkesan pilu.

Plak.

Sebastian memukul pelan kepala Gerry. "Maksud Mita, dia nggak mau balikan, gitu aja nggak paham,"

"Oh iya, bukannya ada lima adik kelas yang mau mencalonkan diri buat jadi pacar gue?" Sombong Gerry.

"Kalian mau bantuin gue buat seleksi mereka gak? Kira-kira siapa yang cocok sama gue," lanjutnya sembari menyisir rambutnya ke arah kebelakang menggunakan tangan kanannya.

"Bukannya tujuh ya, Ger? Tadikan nambah dua, waktu lu tolongin mereka di kantin. Mereka langsung terpesona sama lu, dan mau jadi pacar lu," ucap Sebastian mencoba mengingat-ingat lagi.

Gerry menepuk jidatnya. "Kurang dua puluh tiga lagi nih, baru gue bisa buka audisi take me out,"

"Tentukan pilihan mu sekarang!" Seru Al menyerupai host di acara tersebut.

"Kayak ada yang mau aja," cibir Mita.

"Kalo cemburu bilang aja sih, Neng. Abang akan setia kalau Neng Mita mau jadi kekasih hati Abang," Gerry menaik turunkan alisnya.

"Ngobrol terus, kapan berangkatnya!" Ujar Steven yang sudah tampak bosan.

Gerry, Sebastian dan Al langsung terfokus pada Steven yang tengah berteduh di bawah pohon. "Baterai lu udah penuh ya? Makanya baru bersuara,"

"Gue abis main game!" Gerry mengangguk paham.

"Pen, lu nggak ajak Jessy? Kan itu kabogoh lu," Tanya Gerry.

"Ben- Ah itu orangnya," Steven menunjuk kearah Jessy yang tengah berjalan menghampiri mereka.

"Hai," sapa Jessy.

Steven langsung mendekati Jessy. "Kirain nggak jadi ikut,"

Jessy tersenyum manis. "Ikut kok. Sekalian mau lebih kenal sama temen-temen kamu,"

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang