DAMARA | 16

559 55 20
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Dengan serius Ilya menatap layar laptop nya yang menampilkan sebuah Drama China yang baru ia tonton sebanyak 5 episode, sesekali cewek itu memukul kasurnya saat ada adegan yang membuatnya baper.

"Gila! Baper banget gue! Tolong mas, gantengnya di kurangin, sesuatu yang berlebihan itu gak baik loh mas," Gemas Ilya ketika melihat salah satu actor dalam Drama tersebut.

"Itu si Mbak-"

"Ish, siapa sih? Ganggu aja." Kesal Ilya saat mendengar suara ketukan pintu dari luar rumahnya.

Ilya keluar dari kamarnya dengan wajah cemberut, sebelum membuka pintu, Ilya terbiasa untuk melihat siapa orang yang datang ke rumahnya dari balik gorden.

"Permisi, paket," Ucap orang itu masih mengetuk pintu rumah Ilya.

"Gak pesen paket mas," Ilya membuka pintu rumahnya, setelah melihat dari balik gorden tadi kalau orang itu adalah Damar.

Ilya di buat terkejut mendapati wajah Damar yang lebam-lebam seperti habis bertengkar. "Kok bisa?" Ilya sedikit menyentuh wajah Damar, cowok itu hanya meringis kecil.

"Jatuh tadi," bohong Damar.

Flashback

Damar melajukan motor hitam nya menuju makam sang Bunda, tapi tiba-tiba saja ia di hadang oleh belasan anak Vankster, lengkap dengan ketua geng itu.

"Turun lo!" Titah Evan.

Damar turun dari motornya, ia menatap penuh tanya kenapa anak Vankster menghadangnya?

Evan menarik kerah jaket levis yang di pakai oleh Damar. "Lo apain adik gue?!" Tanya Evan penuh emosi.

"Adik? Siapa adik lo?"

Tanpa aba-aba Evan meninju wajah tampan Damar. "Gak usah pura-pura gak tau deh lo! Adik gue itu suka sama lo, tapi kenapa lo gak pernah lirik dia sama sekali?!"

"Dasar brengsek!" Sekali lagi Evan memberikan Damar sebuah tinjuan, bahkan yang sekarang sampai mengeluarkan sedikit darah.

Damar berusaha lepas dari Evan, tapi Evan lebih dulu menginstruksi anggotanya untuk menahan Damar. "Cupu lo!" Sindir Damar.

"Cupu?" Evan mengulang ucapan Damar.

"Iya, lo cupu! Dasar cupu!"

"Lepas." Evan menyuruh anggotanya untuk melepaskan Damar.

"Beraninya kok rame-rame!"

Evan yang sudah di penuhi oleh emosi, kembali meninju Damar, dengan cepat Damar mencekal tangan Evan yang ingin meninjunya, ia menendang perut Evan menggunakan lututnya, Evan terjatuh sembari memegang perutnya yang sakit.

Melihat sang ketua kesakitan membuat para anggota lain menyerang Damar, Damar memasang sikap awal saat melihat banyaknya lawan di hadapannya, ia menghela nafasnya sejenak sebelum memulai aksinya.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang