DAMARA| 18

468 40 22
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Antari melipat kedua tangannya di depan dada, ia menatap puas ke arah lawannya yang lemah tak berdaya. "Kan udah gue peringatin, jangan lo deketin Damar! Kenapa susah banget sih di bilanginnya!" Marah Antari pada Ilya yang tingkat kesadarannya mulai menipis setelah Antari benturkan beberapa kali kepala Ilya pada dinding gudang sekolah.

"L-lo ada hak apa sama dia? Pacar? Kan bukan," celetuk Ilya.

"Lo!" Geram Antari, Antari hendak menghampiri Ilya, tapi tangannya keburu ditarik oleh Jessy, Jessy menggeleng menandakan kalau Antari jangan menyiksa Ilya lagi, jujur dari lubuk hati Jessy, gadis bermata sedikit sayu itu sangat kasihan pada Ilya, tapi apa boleh buat? Jessy tidak bisa melakukan apa-apa karena keluarga Antari begitu baik pada keluarganya.

"Jangan, Tari, kasian," Ucap Jessy lirih.

Antari menghempaskan tangan Jessy. "Apa lo bilang? Kasian? Lo tau? Semenjak ada dia, gue jadi lebih susah dapetin Damar, dan dengan mudahnya mereka jadian! Mereka gak mikirin perasaan gue Jess. Karena itu gue harus musnahin penghalangnya, supaya Damar bisa jadi milik gue. Dia," Antari menunjuk Ilya. "Harus, mati."

"Tari, sadar, yang ada Damar bakalan benci sama lo," Jessy kembali mencoba untuk menggagalkan aksi Antari lagi, tapi sepertinya iblis di dalam diri Antari tengah berapi-api hingga membuat tenaga Jessy kalah dengan tenaga Antari.

"Lo, harus mati." Saat Antari hendak menampar pipi Ilya yang sudah mulai bengkak sehabis di tampar olehnya tadi, terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan.

"Ssttt..." Antari menyuruh Jessy untuk diam.

"Ada orang di dalam?" Tanya orang itu.

Cklek

Pintu gudang terbuka, menampakkan sosok Arhan yang berdiri dengan cool nya. "Lo, temen sekelasnya Damar, kan?"

"Ngapain lo di gudang?" Arhan bertanya balik.

"Tolong!" Ilya berteriak dengan susah.

Arhan mengerutkan keningnya, suara nya begitu familiar di pendengarannya.

"Ada siapa di dalem selain lo?"

"J-Jessy,"

"Bohong." Arhan masuk ke dalam gudang, sementara itu Antari berdecak kesal.

"Kali ini lo selamat, gue masih mau nyiksa lo lebih dari ini," ucap Antari.

"I-Ilya?" Arhan menatap Ilya prihatin.

"A-Arhan,"

"Gue anter ke rumah sakit ya," Arhan menggendong Ilya, dan membawanya menuju parkiran, ia mendudukkan Ilya di sebelahnya, tak lupa cowok berkulit putih itu memasangkan seat belt pada Ilya sebelum mengendarai mobilnya.

"Arhan, gue tidur sebentar ya,"

"Jangan! Jangan tidur, tahan Ilya," Ilya mengangguk lemah.

"Arhan, janji ya, jangan kasih tau siapa pun tentang kejadian ini, termasuk Damar,"

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang