"Hadir, tapi tak menjadi takdir." Damara Megantara.
~⚔️~
Damara Megantara, pemuda tampan yang kini duduk di bangku SMA kelas 2 di salah satu sekolah favorit di kotanya, yakni SMA Wirmandala. Pemuda yang acap kali di sapa Damar ini merupakan salah sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~⚔️~
Jam 9 Pagi, mereka memutuskan untuk berjemur di pantai sembari cuci mata, kata Al si begitu.
Tangan Damar sedari tadi tak lepas dari tangan Ilya, keduanya terus saja bergandengan tangan, sampai-sampai membuat teman-teman yang lain iri, termasuk yang satu ini.
"Udah napa pegangannya, udah kayak mau nyebrang jalan aja," cibir Gerry.
Damar melirik Gerry tajam. "Kalo gak suka, ya jangan di liat." Ketus Damar.
"Tau Gerry," Ucap Al ikut-ikutan.
"Sabil, berdiri deh di sana," Ilya berdiri di tempat yang Damar tunjukkan.
Damar mengarahkan kamera ponselnya pada Ilya, dan mengambil gambar kekasihnya itu dengan asal.
"Kamu ngapain sih? Foto aku, ya?"
Damar mengangguk, ia menunjukkan foto hasil jepretannya pada Ilya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagus kan?"
"Iya bagus banget hasil fotonya, kenapa gak ikut MasterChef?"
Damar menyentil pelan kening Ilya. "Salah dong sayang, MasterChef kan buat yang pinter masak,"
Gerry memundurkan langkahnya, ia merasa terpojokkan di sini, akhirnya ia pergi ke kumpulan anak perempuan.
"Ngapain lo di sini?" Tanya Mita tak suka.
"Pengen gabung doang salah?"
"Iya, salah. Udah ah sana, di sini cewek-cewek semua,"
"Lah itu?" Gerry menunjuk Ilya yang tengah di gandeng oleh Damar.
"Beda lagi itu mah,"
"Gerry! Pergi gak?!"
"Kenapa sih? Kayaknya lo enggan banget liat gue? Sebenernya gue ada salah apa sama lo? Kenapa lo putusin gue tiba-tiba lewat chat, hah?" Gerry meluapkan semuanya yang selama ini selalu ia pendam.
Merasa kalau Gerry dan Mita tengah butuh waktu untuk berdua, teman-temannya, dari mulai Al, Arslan, Gerald, Damar, dan yang lain pergi meninggalkan mereka berdua. Mita terdiam, apa ia sudah keterlaluan pada Gerry?
