DAMARA | 30

400 32 20
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

"Tumben baru dateng?" Tanya Damar sembari menghampiri Ilya yang masih berada di depan pintu bersama Mita.

"Iya, tadi abang angkotnya lama banget,"

"Gue ke toilet dulu ya," pamit Mita, meninggalkan Damar dan Ilya yang masih berdiri di dalam pintu kelas.

Angkot? Damar mengerutkan keningnya, bukannya semalam Lion meminta padanya untuk lebih dekat dengan Ilya selama 3 hari? Kalau tau begini mending Damar saja yang tadi menjemput Ilya.

"Emangnya Lion kemana? Bukannya seharusnya dia ya yang jemput kamu?"

"Lion? Dia balik ke LA, soalnya Om Erlan masuk rumah sakit, kena serangan jantung," Damar mengangguk paham.

"Kasian ya," ucap Damar pelan.

"Eh, bentar deh. Kok kamu tau kalo tadinya aku mau di jemput sama Lion?" Ilya menatap Damar heran.

Damar menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali, kalau ia mem beritahu Ilya yang sejujurnya pastinya gadis itu akan marah padanya.

"Amar?!"

"kenapa?" Tanya Damar linglung.

"Kamu lagi mikirin apa sih?"

"Enggak kok, gak mikirin apa-apa. Oh iya kamu udah sarapan?" Ilya tersenyum lebar, melihat itu Damar sudah langsung tahu apa yang dimaksud oleh Ilya.

"Ayok ke kantin, kita beli sarapan," Damar menarik tangan Ilya, mem bawa gadis dengan rambut yang selalu terurai itu menuju kantin.

~⚔️~

Kelas 11 IPA 3 yang tadinya berisik menjadi hening setelah Pak Paidi masuk ke dalam kelas mereka. Guru yang menjabat sebagai guru di mata pelajaran Matematika, sekaligus wali kelasnya 11 IPA 3 ini merupakan musuh bagi Gerry yang selalu bolos bahkan tertidur saat Pak Paidi sedang mengajar, alasan yang selalu Gerry berikan ada lah karena dirinya tak menyukai Matematika.

"Baik anak-anak, setelah minggu kemarin kita membahas tentang menentukan jarak ke titik, apa masih ada yang ingin di tanyakan? Atau masih ada yang belum paham?" Tanya Pak Paidi pada murid-muridnya.

"Pasti gak ada," tebak Pak Paidi setelah menunggu kurang lebih satu menit namun tak ada tanda-tanda kalau ada yang ingin bertanya padanya.

"Oke, kalau tidak ada kita lanjut ke materi selanjutnya. Buka halaman 12 sampai 14, di sana ada latihan soal, silakan kalian kerjakan sampai jam pelajaran Bapak habis, kalau tidak mengerti tanyakan pada Bapak, dan minggu depan kita bahas materi ini sama-sama," Pak Paidi kembali duduk di kursinya, sembari mengecek beberapa map yang ia bawa tadi.

"Shtt... Nomor satu apa?" Gerry menengok pada Arslan.

"Astaga, baru aja di kasih tugasnya,"

"Kan kali aja lo udah,"

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang