DAMARA | 46

225 21 10
                                    

Cinta pertama tak selamanya bisa bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta pertama tak selamanya bisa bersama.

~⚔️~

"Terserah, kalau Ayah nggak restuin hubungan Damar dan Sabil, Damar akan nekat." Damar keluar dari ruang kerja sang Ayah dengan penuh emosi.

"Kalau kamu nekat, Ayah lebih nekat! Acara pertunangan kamu di percepat minggu depan, dan kalau kamu menolaknya, jangan harap kamu bisa lihat pacar kamu lagi!" Kecam Abian.

Damar yang sudah berada di luar ruang kerja Ayah nya, menghentikan langkahnya sejenak, mendengar apa yang Ayah nya katakan. Damar mengepalkan tangannya, marah, kesal, semuanya bercampur menjadi satu dalam dirinya.

"Terserah." ucap Damar sebelum benar-benar pergi dari rumah mewah itu.

~⚔️~

Sesampainya Damar di apartemen, ia melempar jaket yang tadi ia kenakan dengan asal. Damar melangkahkan lebar kaki nya ke arah samsak yang ada di balkon luas apartemennya. Dengan perasaan marah ia memukul samsak itu tanpa menggunakan sarung tangan tinju, membuat tangannya lebam bahkan sampai berdarah karena Damar yang terlalu kuat memukulnya.

"Kalo samsak nya hidup pasti dia udah bonyok gara-gara lo tonjokin," Damar melirik ke arah sampainya setelah mendengar suara yang sangat familiar di pendengarannya.

Ia menyudahi memukul samsak itu, dan bergabung bersama teman-temannya yang entah sejak kapan sudah berada di dalam apartemen nya.

"Kenapa, Mar?" Tanya ketua geng ARDEGAS melihat raut wajah Damar yang tampak sangat kesal.

"Bokap gue."

"Mar, lo tinggal sendirian di sini? Kalo lo butuh teman gue siap kok tinggal di sini," ucap Gerry yang masih sibuk menjelajahi apartemen Damar.

"Gue juga, Mar, kan waktu kita di Bali, gue udah mengajukan diri buat jadi adik lo," Kata Al ikut-ikutan.

Arslan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Al dan juga Gerry. "Bokap lo kenapa?"

Damar mendengus sebal. "Gue di jodohin sama Janet, kalau gue nolak perjodohan itu, bokap gue bakalan pisahin gue sama Sabil," Al dan Gerry yang tadi sibuk menjelajahi apartemen Damar, kini duduk anteng di bawah sembari mendengarkan cerita Damar.

"Kok gitu banget sih?" Ucap Gerry tak percaya.

"Ilya tau kalo lo mau di jodohin?" Tanya Steven yang tadi hanya mendengarkan cerita Damar saja.

Damar menjawabnya dengan anggukan, membuat teman-temannya melongo tak percaya.

"Terus tanggapan Ilya gimana?"

Damar melirik Arslan sekilas sebelum ia menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Arslan. "Dia marah sama gue," kata Damar pelan.

"Wajar dia marah sama lo," Ucap Steven sedikit emosi.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang