DAMARA | 11

724 60 30
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

"Ta, lo duluan aja ke kelasnya, gue mau ke toilet dulu," Mita yang sedang sibuk dengan ponselnya hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Ilya.

Mita berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya, alhasil ia pun menubruk seseorang, keduanya jatuh karena tabrakan tadi.

"Kalo jalan pake mata dong!" Marah orang itu.

Mita berdiri sembari mengusap-usap rok hitam nya. "Heh, Antari! Dimana-mana itu kalo jalan ya pake kaki, bukan pake mata!"

"Bener juga sih bos, kan aneh kalo jalan pake mata," ucap seorang gadis yang berdiri di samping Antari. Jessy, gadis itu adalah Jessy, teman satu-satunya Antari, sekaligus teman sebangku nya.

Antari mengepalkan tangannya kesal, ia harus extra sabra memiliki teman seperti Jessy ini. Tanpa ingin berdebat lebih lama lagi dengan Mita, Antari memilih pergi dari pada suasana semakin ramai, dan panas.

"Eh, bos! Tungguin kek," Jessy berlari menyusul Antari yang entah kemana.

~⚔️~

Semetara di tempat lain, Ilya baru selesai dengan urusannya, Ia menatap dirinya di depan cermin sembari merapihkan rambutnya sedikit berantakan. Ilya melirik sekilas saat ada dua orang yang masuk ke dalam toilet juga. Salah satu dari mereka menghampiri Ilya, dan menatap Ilya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, jujur saja Ilya risi jika di perhatikan seperti itu.

"Jadi ini, yang rebut Damar dari gue?" Tanya orang itu sinis pada Ilya.

"Maksudnya?" Bingung Ilya. Rebut? Ilya tak merasa merebut Damar dari siapa pun.

Orang itu malah mendorong Ilya, dan membuat badan Ilya menubruk ke tembok toilet. "Gak usah pura-pura gak tau deh! Lo anak baru kan? Yang sering di anter pulang sama Damar?" Antari meninggikan suaranya. Ya, orang itu adalah Antari dan Jessy.

"Dasar pelakor!" Ilya tak terima di katai seperti itu oleh Antari, ia mendorong Antari sebagaimana Antari mendorongnya tadi.

"Oh, berani lo sama gue?" Antari menatap remeh Ilya.

"Jess!" Panggil Antari.

"Ya, bos!" Jawab Jessy yang sedari tadi hanya memperhatikan Antari dan Ilya dari belakang.

"Kunci pintunya." Titah Antari.

"Siap bos!" Jessy melakukan seperti yang Antari minta.

Setelah memastikan kalau Jessy benar-benar mengunci pintunya, Antari barjalan ke arah Ilya, ia menatap Ilya penuh kebencian.

"Ini buat lo yang udah berani rebut Damar dari gue,"

Plak

Satu tamparan berhasil Antari layangkan ke pipi mulus Ilya.

"Dan ini, karena lo berani dorong gue tadi," Antari menampar Ilya untuk kedua kalinya, tapi yang ini tamparannya lebih keras dari pada sebelumnya.

Ilya memegang kedua pipi nya yang terasa panas dan sakit, baru kali ini ia di tampar, dan masalahnya hanya gara-gara cowok? Antari tersenyum puas saat melihat lawannya tampak lemah.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang