DAMARA | 54

270 29 17
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Steven di buat tak menyangka karena Stevani yang langsung akrab dengan Ilya, padahal keduanya baru bertemu pertama kalinya, kalo kata Stevani sih ikatan batin sesama orang cantik.

"Kakak cantik, kok mau sih sama Bang Steven? Ganteng aja enggak, mandi juga jarang, dompet? Tipis kak, mana pernah dia megang uang banyak," Ilya mengerutkan keningnya, berbeda dengan Steven yang sedari tadi hanya diam dan mengumpat sang adik dalam hatinya.

"Jangan dengerin, si bocil ini kalo ngomong suka seenak jidatnya,"

Merasa tak terima dengan apa yang Steven bicarakan, Stevani kembali memberikan Abang nya itu cubitan maut yang ia miliki.

"Beneran mau gue laporin ke Kak Seto ya lo? Dari tadi kasar mulu sama Abang lo! Ini sih udah masuk ke pelanggaran kekerasan dalam persaudaraan," ujar Steven.

"Siapa?" Tanya Stevani.

"Yang tanya!" Jawab Stevani cepat sebelum Steven menjawab pertanyaannya tadi.

Unyel-unyel adik dosa nggak sih? Steven udah nggak kuat Ya Allah, tolong berikan Stevani hidayah.

"Kalian lucu," ucap Ilya sembari tertawa kerena melihat perdebatan antara Stevan dan Stevani.

Stevan menatap Ilya dengan tatapan tertekan, apa tadi katanya? Kalian lucu? Lucu dari mananya? Yang ada Steven tertekan!

"Makasih loh kak! Kakak adalah orang yang kesekian kalinya bilang aku lucu," girang Stevani seraya menunjukkan pose imutnya, yang malah membuat Steven ingin muntah.

"Ilya, kalo mau nampol adik gue juga nggak apa-apa kok, muka-muka kayak dia emang paling halal untuk di tampol,"

"Apaan sih Bang? Orang muka gue lucu!" Balas Stevani tak terima.

"Iya lucu," ucap Steven membuat Stevani tersenyum lebar. "Lucu kayak boneka Annabelle!" Lanjut Steven yang langsung di balas oleh muka jutek Stevani.

"Tuh kan mirip! Apalagi pas muka lo jutek gitu," Steven tertawa puas melihat wajah adiknya yang seperti ingin mengajaknya perang.

Saat Steven dan Ilya tengah tertawa, pintu ruang inap Ilya terbuka, menampakkan Damar dengan sebuket bunga di tangan kanannya.

"Asik banget kayak nya. Gue ganggu ya?" Ilya dan Steven sama-sama terdiam.

Damar berjalan lebih dekat dengan Ilya, Steven, dan Stevani. "Aku cuma mau kasih ini aja buat kamu. Maaf ganggu waktu kalian," Damar meletakkan buket yang ia bawa di samping Ilya.

Dielusnya lembut rambut Ilya sebelum Damar keluar dari ruangan kekasihnya itu. "Aku pamit ya,"

Ilya menahan tangan Damar sebelum cowok yang telah membuat Ilya semangat untuk sembuh, itu keluar dari ruangannya. "Jangan pergi," ucap Ilya lirih, disertai dengan gelengan kepalanya.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang