DAMARA | 70

216 17 0
                                    

Lion yang baru saja pulang dari rumah sepupunya, tak sengaja melihat gerombolan bermotor sedang berhenti yang ia yakini itu adalah gerombolan dari Geng Ardegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lion yang baru saja pulang dari rumah sepupunya, tak sengaja melihat gerombolan bermotor sedang berhenti yang ia yakini itu adalah gerombolan dari Geng Ardegas. Merasa penasaran, karena tak biasanya mereka seperti ini, Lion memilih turun dari mobilnya dan pergi menghampiri anak-anak Ardegas.

"Lo tenangin diri dulu, Mar. Ilya malem ini pasti ketemu," ujar Arslan mencoba menenangkan Damar yang sedari tadi sangat khawatir pada Ilya.

"Emangnya Ilya kemana?" Tanya Lion yang kini sudah berada di samping Gerry.

Gerry terkejut karena kehadiran Lion yang begitu tiba-tiba. "Ngagetin aja lo, Ion!" Ucap Gerry sembari mengusap-usap dadanya.

"Ilya kemana?" Tanya Lion dengan nada lebih tinggi.

"Ilya di culik," ucap Arslan.

Lion menghampiri Damar, dan menarik kerah kemeja yang di kenakan oleh Damar. "Gimana ceritanya sahabat gue bisa di culik, hah? Gue kan udah peringatin lo sebagai pacarnya untuk jagain dia." Ucap Lion yang sudah tak bisa menahan emosinya.

"Tonjok gue! Cepet. Gara-gara gue Sabil di culik, gue emang nggak becus jadi pacarnya, gue malah buat hati dia terluka, dan gue malah buat dia selalu dalam bahaya,"

Bugh!

Lion berhasil memberikan sebuah bogeman mentah tepat di samping bibir sebelah kanan Damar, sedangkan Damar hanya diam saja, tak ada perlawanan apapun dari Damar, karena ia merasa Ilya selalu berada dalam bahaya saat bersama dengannya, dan Damar rasa ia pantas mendapatkan ini.

"Kalian udah tau siapa pelakunya?" Tanya Lion setelah menonjok Damar.

"Damar curiga sama Janet,"

"Sepuluh menit lalu kita ikutin mobil Janet, tapi tiba-tiba aja mobilnya masuk ke tol, dan terpaksa kita harus kehilangan jejak dia," lanjut Arslan menjelaskan pada Lion.

"Brengsek! Gue nggak akan biarin siapapun nyakitin Ilya, termasuk lo!" Lion memberikan Damar tatapan tajam. "Siapa pun berani nyakitin Ilya, harus berhadapan sama gue." Ancam Lion sebelum akhirnya ia kembali masuk ke dalam mobilnya dan mengemudikan mobilnya menuju tol yang tadi di lalui oleh Janet.

"Lo baik-baik aja, Mar?" Tanya Arslan melihat wajah Damar sedikit memar akibat tonjokan yang tadi Lion berikan.

"Gue harus lakuin sesuatu, gue nggak mau sampai telat nyelamatin Sabil," Damar pergi meninggalkan teman-temannya, ia menghampiri supir taksi yang sepertinya sedang menunggu mendapatkan penumpang.

"Pak, saya boleh pinjem mobilnya? Ini saya kasih dulu segini, nanti saya tambahkan lagi," ucap Damar pada supir taksi tersebut.

"Tapi, Mas," ucap supir taksi itu ragu.

"Gini aja deh. Ini kartu nama Ayah saya, dan di situ ada alamat perusahaannya. Kalau mobil Bapak nggak balik, Bapak datengin aja alamat itu buat minta uang ganti rugi," Damar masih berusaha meyakinkan supir taksi itu untuk meminjamkan mobilnya padanya.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang