DAMARA | 37

257 30 10
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Pagi-pagi sekali Damar mengirimkan Ilya sebuah pesan singkat yang memberitahunya kalau Damar tak bisa menjemputnya.

Damarese:

Maaf syg gk bsa jmpt

Sabillya:

Iya nggak apa-apa

Ilya kembali menaruh ponselnya di atas meja, ia berjalan ke arah pintu karena mendengar suara ketukan.

"Non, Tuan Gunawan pulang," ujar Bi Sari.

Mendengar itu Ilya senang bukan main, akhirnya setelah berbulan-bulan tidak bertemu dengan sang Papa, hari ini mereka kembali bertemu.

"Serius Bi?" Tanya Ilya dengan mata berbinar-binar.

Bi Sari mengangguk. "Tuan ada di ruang kerjanya," Ilya sedikit berlari menuju ke ruang kerja Gunawan.

"Non, jangan lari-lari," ingat Bi Sari, tapi Ilya malah menghiraukan Bi Sari dan terus berlari karena sudah sangat rindu dengan Papa nya.

Sebelum masuk ke dalam ruang kerja Gunawan, Ilya lebih dulu mengetuknya, setelah mendengar suara dari dalam yang menyuruhnya untuk masuk, Ilya pun baru masuk ke dalam.

Di lihatnya sang Papa yang tengah berkutat dengan berkas di samping kanannya dan sesekali melirik ke arah layar laptopnya.

"Pa?" Ucap Ilya masih tak percaya.

"Hm," jawab Gunawan yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

Ilya melangkahkan kakinya perlahan, ia mendekat pada Gunawan. "Ilya kangen Papa," Ilya memeluk Gunawan, melepaskan rindu pada Papa nya yang begitu sibuk itu.

Gunawan tampak sedikit risi pada pelukan yang Ilya berikan, ia melepaskan pelukannya tak lama setelah Ilya memeluknya.

"Papa lagi sibuk, kamu hari ini sekolah kan? Siap-siap sana, nanti telat," titah Gunawan.

Ilya berjalan mundur. "Iya, Pa," lirihnya sembari keluar dari ruang kerja Gunawan.

~⚔️~

Ilya sedang menunggu angkutan umun yang sering lewat di pinggir jalan. Bel masuk SMA Wirmandala sebentar lagi akan berbunyi, tapi kenapa angkutan umum yang searah dengan sekolahnya belum juga melintas? Bisa-bisa ia telat kalau seperti ini.

Tin!

Sebuah motor Kawasaki Ninja berwarna perpaduan hijau dan hitam berhenti di sampingnya.

"Ion?" Gumam Ilya saat mengetahui pemilik motor itu adalah Arlion Sanjaya.

"Hai, mau bareng?" Tawar Lion yang masih duduk di atas motornya.

"Tumben, biasanya jam segini udah di sekolah,"

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang