DAMARA | 23

422 37 43
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Ilya begitu risau dengan Damar yang sejak pagi, bahkan tadi malam, tak memberikannya kabar. Ilya meng-scroll chatan awalnya dengan Damar, saking asyiknya membaca chatannya bersama Damar, Ilya tak menyadari kalau Lion sudah duduk di sampingnya, lebih tepatnya Lion duduk di kursi Mita, sedangkan Mita nya malah pergi entah kemana.

"Hei, asyik benget," Lion menopang kan dagunya persis seperti Ilya.

"Ion? Kok ada di sini? Emang nya udah istirahat?"

"Satu-satu dong tanya nya," Lion mencubit pelan hidung Ilya.

"Centil banget jadi cewek, Arhan di deketin, Damar di deketin, sekarang, anak baru juga di deketin," cibir Celine teman sekelasnya Ilya, saat melewati Ilya dan Lion.

"Iya, jangan sampe deh ya, cowok gue di deketin juga sama dia," lanjut Diva, teman Celine.

Brak!

Merasa tak terima kalau Ilya di bicarakan yang tidak-tidak oleh Celine dan Diva, Lion sampai menggebrak meja Ilya dan Mita. Melihat kalau Lion akan menghampiri dan memarahi mereka, kedua cewek bermulut lemes itu malah pergi keluar kelas.

Ilya menahan tangan Lion supaya cowok itu tak mengejar Celine dan Diva. "Yaya, mereka harus di kasih pelajaran, biar gak bersikap seenak nya terus sama kamu,"

"Ion, Yaya gak apa-apa," Ilya tersenyum tipis pada Lion, Lion bernafas lega saat melihat senyuman tipis yang terbit di bibir manis Ilya.

Kruyuk...

Ilya dan Lion sama-sama saling berpandangan, selang beberapa menit keduanya tertawa karena suara perut kelaparan yang berasal dari Ilya.

"Maaf," ucap Ilya sembari cengengesan.

"Kamu laper? Ya udah, ayok kita ke kantin," ajak Lion.

Keduanya pun pergi ke kantin dengan jalan beriringan, di sepanjang koridor, Ilya dan Lion dapat merasakan kalau orang-orang yang melihat mereka berdua saling berbisik pada teman di sebelahnya.

"Jangan di dengerin ya," ucap Lion tanpa suara.

Ilya mengangguk dan tersenyum. "Iya, enggak kok," Ilya berucap tanpa suara juga.

~⚔️~

Gerry menatap tak semangat kelima temannya yang sejak pagi selalu mendiamkannya, sekalinya bicara, malah nyelekit, kata Gerry sih begitu.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang