DAMARA | 68

172 12 0
                                    

Damar dan temen-temannya sedang berada di ruangan pos security untuk melihat CCTV di setiap sudut Grand Megantara Hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Damar dan temen-temannya sedang berada di ruangan pos security untuk melihat CCTV di setiap sudut Grand Megantara Hotel. Damar pun menemukan sebuah petunjuk kalau Ilya di bawa oleh seseorang yang mengendarai mobil fortuner berwarna putih.

"Pak, tolong zoom bagian plat nomornya," pinta Steven yang sedari tadi begitu serius memperhatikan CCTV yang sedang di putar ulang.

Setelah melihat nomor plat yang di gunakan oleh penculiknya Ilya, walau sedikit tidak terlalu jelas karena jarak CCTV dan mobil cukup jauh. Steven tampak sibuk sendiri dengan ponsel di tangannya.

"Lo nemu petunjuk apa, Stev?" Tanya Damar.

"Plat nomor nya bodong, Mar."

Brak!

Damar yang sudah tak bisa menahan emosinya lagi, sampai menggebrak meja di hadapannya, lalu membuat cangkir kopi milik security tersebut jatuh dan pecah ke lantai.

"Brengsek!" Damar berdiri dari duduknya dan keluar dari ruangan pos security.

"Mar, mau kemana?" Teriak Arslan yang masih ada di dalam ruangan.

Saat Damar tengah berjalan dengan di penuhi oleh emosi, tiba-tiba saja ia teringat oleh Janet, apakah Janet menyuruh orang untuk menculik kekasihnya? Kalau sampai iya, awas saja. Kali ini Damar tak akan main-main pada ucapannya.

Perlahan Ilya membuka matanya dan langsung merasakan pusing.

"I-ini dimana?" Tanyanya pada diri sendiri.

Sedangkan orang yang sedari tadi meunggu Ilya untuk sadar dari pingsannya, membalikkan badannya dan berjalan perlahan ke arah Ilya, saat mendengar suara Ilya.

"Gimana Tuan Putri, tidurnya nyenyak?" Tanya seseorang yang wajahnya belum Ilya lihat jelas. Tapi tunggu, suara ini, Ilya sangat familiar dengan suara lelaki yang perlahan mendekat ke arahnya.

"Hai, ketemu lagi kita," ucap lelaki itu sembari membelai rambut terurai Ilya.

"Lepasin gue, Haidar!"

Ya. Kini Ilya sedang berhadapan dengan Haidar, mantan kekasihnya dulu.

"Lo nggak kangen gue apa, Ya?"

"Nggak! Jauhin tangan kotor lu dari gue." Ilya memberontak saat tangan Haidar berada di atas paha nya.

Haidar mengarahkan pandangan Ilya saat Ilya tak menatapnya dengan paksa. "Udah di apain aja sama pacar lo?"

Bugh!

Badan Haidar tejatuh kebelakang karena Ilya menendangnya. "Loh kok marah, jangan-jangan emang pernah macem-macem ya," ucap Haidar berniat memancing amarah Ilya.

"Jangan samain gue kayak mantan-mantan lo yang lain, yang dengan mudahnya relain mahkota paling berharga dari hidupnya cuma buat cowok sampah kayak lo."

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang