DAMARA | 75

283 25 5
                                    

Plak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plak!

Riona menampar Ilya setelah membaca surat pemberian Ilya, di mana isi surat itu adalah persetujuan wali atau orang tua mengenai operasi korena mata yang akan Ilya jalani sore nanti.

"Apa-apaan kamu hah? Mama nggak akan pernah setuju kamu jalani operasi ini." Riona meremas kertas itu sampai menjadi seperti bola, dan membuangnya ke tempat sampah.

Riona pergi dengan air mata yang berlinang, tinggallah Bi Sari yang langsung berlari memeluk Ilya yang terduduk karena tak kuat lagi menahan beban tubuhnya.

"Bi, Ilya bener-bener nggak kuat lagi. Badan Ilya sakit semua, kaki Ilya nggak kuat jalan juga hiks," Ilya menangis di dalam dekapan Bi Sari.

Bi Sari membopong Ilya untuk naik ke ranjang pasiennya. "Ilya mau tidur juga sekarang takut, Bi. Takut Ilya nggak bisa bangun lagi,"

"Non Ilya pasti bisa kuat kayak dulu lagi kok, Bibi yakin. Banyak yang sayang sama Non Ilya, yang mau Non Ilya sembuh biar bisa sama mereka terus,"

Ilya mengangguk saat Bi Sari menghapus air matanya. "Bi, boleh minta tolong ambilin pulpen sama kertas?"

Bi Sari membuka meja nakas di samping ranjang pasien Ilya, dan mengambil apa yang Ilya butuhkan. Saat pulpen dan kertas sudah berada di tengannya, Ilya mulai menuliskan sesuatu yang tidak di ketahui oleh siapapun apa sebenarnya yang Ilya tulis.

~⚔️~

Gunawan mengunjungi Janet yang tengah di tahan di kantor polisi atas laporan Abian. Keadaan Janet tampak kacau, rambut lurus terurainya dulu, kini berubah menjadi berantakan, wajahnya juga ikut berubah, bawah matanya menjadi lebih gelap karena tak pernah tidur selama berada di dalam sel.

"Pi, Janet mohon bantuin Janet keluar dari sini. Janet nggak betah, orang-orangnya pada jahat, masa rambut aku di jambak! Sakit banget, Pi," pinta Janet sembari menangis.

"Papi juga lagi berusaha buat keluarin kamu dari sini, kamu yang sabar dulu ya,"

"Tapi, Pi-"

"Maaf, jam besuk sudah habis," ucap seorang polisi yang sedari tadi berdiri di belakang Janet.

"Pi," ucap Janet dengan raut wajah tertekan.

Gunawan mengangguk dan melambaikan tangannya, ia berdiri sampai Janet masuk ke dalam sel nya, dan tak berapa lama ia pun pergi.

Janet menangis lagi, dendamnya pada Ilya semakin besar, gara-gara Ilya Janet berada di penjara, Janet berjanji ia akan membalas perbuatan Ilya padanya, kali ini Janet yakin Ilya akan benar-benar lenyap di tangannya.

"Kalo Ilya mati, Damar jadi milik Janet,"

"Damar milik Janet, Janet milik Damar," ucap Janet sembari sesekali tertawa, membuat para penghuni lapas menjadi berkekeh geli mendengarnya.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang