DAMARA | 55

282 22 15
                                    

~ ⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ ⚔️~

Sepanjang jalan koridor sekolah, tangan Damar seakan enggan untuk ia lepaskan dari tangan kekasihnya, begitu juga dengan Ilya, walaupun dirinya agak tampak risi karena banyak pasang mata yang menatap kearah keduanya. Damar melihat raut wajah Ilya kurang nyaman, bukannya melepas, Damar justru malah menggenggamnya lebih erat.

"Nggak usah dengerin apa kata orang," bisik Damar.

Ilya menatap Damar sekilas, ia tersenyum ketika Damar juga tersenyum padanya. Keduanya kembali melanjutkan langkah kakinya menuju kelas 11 IPA 3 yang tinggal hanya melewati empat kelas lagi.

Sepasang mata melihat kedekatan antara Damar dan Ilya dengan tatapan tak suka, ia mengepalkan kedua tangannya dan menendang tempat sampah yang ada di hadapannya itu sampai terguling, Janet pun meninggalkan tempat tersebut dengan wajah kesalnya.

"Mau kayak gitu juga sama ayang!" Ujar salah satu siswi saat melihat Damar dan Ilya yang melewati pinggir kelasnya.

"Lo kan nggak punya ayang," kata teman sebangkunya dan langsung merubah ekspresi dari teman di sebelahnya menjadi datar.

Di lihat wajah temannya yang sudah tak enak lagi di pandang, ia menggelengkan kepalanya. "Dah, jangan galau. Yuk ke kantin, kita cari ayang lo!" gadis itu menarik tangan temannya dan membawanya menuju kantin.

Damar dan Ilya masuk ke dalam kelas mereka, tapi sebelum itu keduanya melewati sekumpulan anak Ardegas yang tengah berkumpul di depan kelas.

"Kiw, kiw!" Seru Gerry saat Damar dan Ilya lewat di hadapannya.

"Iri mulu lo, Ger!" Tutur Al yang duduk di sebelah Gerry.

"Nggak iri, bukan Gerry!" Sambar Sebastian.

Diam-diam Steven merasakan sakit di hatinya kala melihat kebersamaan Damar dan Ilya, tapi di satu sisi ia juga senang karena Ilya sudah bisa tersenyum lagi, baginya melihat senyuman Ilya itu lebih penting, walaupun ia harus tersakiti hatinya.

Steven merogoh saku celana abu-abunya saat mendengar suara notifikasi pesan masuk dari ponselnya.

Mukanya jgn di tekuk, nanti gantengnya ilang

Tulis Jessy dalam pesannya.

Steven tersenyum kecil dan melirik ke segala arah, mencari keberadaan Jessy. Di lihatnya Jessy yang berjarak 7 meter darinya tengah memberikan senyum manis pada Steven, Jessy juga memberi kode agar Steven tersenyum.

Arslan mengikuti pandangan mata Steven, ia ikut tersenyum saat melihat kedekatan Steven dan Jessy.

~⚔️~

Kini para anggota OSIS tengah berada di kelas 11 IPA 3 untuk memberikan informasi tentang acara camping yang akan di adakan oleh SMA Wirmandala beberapa hari lagi.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang