DAMARA | 67

200 14 0
                                    

Kini Damar dan Ilya tengah berhadapan satu sama lain, dengan di saksikan oleh puluhan tamu undangan yang mulai berbisik-bisik melihat Damar yang tiba-tiba saja meninggalkan acara pertunangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Damar dan Ilya tengah berhadapan satu sama lain, dengan di saksikan oleh puluhan tamu undangan yang mulai berbisik-bisik melihat Damar yang tiba-tiba saja meninggalkan acara pertunangannya.

Abian yang tadinya sedang bercengkrama dengan para kolega bisnisnya yang datang, menjadi sangat marah pada Damar yang meninggalkan Janet begitu saja.

"Selamat ya. Atas pertunangan kalian," ucap Ilya dengan rasa sakit di hatinya yang begitu menyiksa.

"Mulai sekarang kita putus," pungkas Ilya yang sebenarnya sangat sakit untuk mengatakan itu, tapi apa boleh buat? Damar kini sudah menjadi tunangan dari saudara tirinya.

Ilya pergi meninggalkan lobi hotel sembari menangis, air matanya sudah tidak bisa ia tahan seperti tadi, hatinya benar-benar sakit, perasaannya juga hancur. Ia tak menyangka kalau Damar menghubunginya tadi untuk memberitahu ini? Jahat sekali. Pikir Ilya.

"Kenapa lo kasih tau Ilya, Mar?" Tanya Arslan.

Damar mengacak-acak rambutnya frustasi. Tiba-tiba saja pandangannya langsung tertuju pada Janet yang ia yakni sebagai dalang dari masalah ini.

Plak!

Abian menampar Damar di depan para tamu. "Berani-beraninya kamu tinggalin Janet gitu aja!" Marah Abian yang kini wajahnya dipenuhi oleh emosi.

"Sekarang liat! Acaranya jadi berantakan gara-gara gadis itu," Abian menunjuk ke arah Ilya yang sudah mulai menghilang.

"Sabil nggak salah! Ini semua ulahnya Janet." Tekan Damar.

Damar berniat untuk menyusul Ilya dan menjelaskan semuanya pada Ilya, tapi langkahnya lebih dulu di hentikan oleh Abian yang meminta para bodyguard nya menghalangi Damar.

"Lepasin gue!" Damar memberontak saat kedua tangannya di tahan oleh bodyguard Ayahnya.

Arslan yang merasa situasinya sedang tidak baik, memilih untuk pergi mengundurkan diri bersama teman-temannya, namun sebelum ia pergi, Arslan lebih dulu berbisik kepada Damar.

"Lo tenang aja, gue bakal jelasin semuanya sama Ilya," Damar menatap Arslan, dan Arslan mengangguk.

"Tenang aja. Sekarang lo urusin dulu bokap lo,"

"Makasih ya, Slan."

Abian menghela nafasnya karena merasa jengah dengan Damar dan Arslan. "Bawa dia ke kamarnya!" Titah Abian sudah hilang ke sabaran.

"Gue titip Sabil!" Teriak Damar yang sudah mulai di bawa paksa.

"Guys, kita cari Ilya," ucap Arslan pada teman-temannya.

Tak membuang waktu lama, kini ke-enam cowok tampan penguasa Wirmandala mulai mencari keberadaan Ilya yang sudah tak nampak di lokasi sekitar.

Sementara itu, saat Ilya tengah berlari meninggalkan hotel dengan langkah tak tentu arah, tiba-tiba saja mulutnya di bekap oleh seseorang yang tak ia kenal, dan setelah itu pandangan Ilya mulai memudar dan tidak ingat apa-apa lagi.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang