DAMARA | 15

633 55 31
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Ilya mendesah saat melihat keadaan rumahnya yang sangat sepi, tadi pagi bi Sari izin pulang kampung karena anaknya sakit dan tak ada yang mengurusinya, jadi mau tak mau, bi Sari harus pulang meninggalkan Ilya semingguan lebih.

Merasa perutnya keroncongan, Ilya berjalan ke arah kulkas untuk melihat ada makanan apa yang bisa di makannya.

"Kosong?" Beo nya saat mendapati kulkas nya dalam keadaan kosong.

Ting!

Amarese:

klr, gue ada di dpn rmh lo bwa nasgor.

Mendapat pesan seperti itu, Ilya langsung berlari ke arah gorden untuk melihat apakah Damar benar-benar ada di depan rumahnya. Dan ternyata benar, dengan wajah tampannya Damar menatap balik Ilya dan memberikan senyuman manis, demi Molly, Ilya mau pingsan sekarang juga!

Sebelum menghampiri Damar, Ilya lebih dulu mengatur deru nafas, dan juga jantungnya yang selalu tidak normal kalau berdekatan dengan Damar. Setelah dirasa cukup baik, Ilya membuka pintu rumahnya dan berjalan ke arah Damar.

"Nih, belum makan kan?" Damar memberikan Ilya nasi goreng yang tadi ada di tangannya.

Ilya menggeleng. "Makasih ya,"

"Hm. Kalo gitu gue balik dulu ya, kalo ada apa-apa langsung hubungi gue!" Saat Damar sudah ingin menaiki motornya, tiba-tiba saja Ilya menarik tangannya.

"Kenapa?"

"G-gue takut sendirian di rumah,"

Damar tersenyum kecil mendengar ucapan Ilya. "Iya, gue temenin," Damar mengusap-usap kepala Ilya.

"Beneran?" Tanya Ilya dengan mata berbinar.

"Iya, sayang," kan kan, Damar berulah lagi!

"Ish, Damar!" Ilya mencubit lengan Damar cukup kuat, dan membuat Damar sampai sedikit kesakitan.

"Kok di cubit sih? Sakit tau,"

"Tau ah!" Ilya berjalan lebih dulu meninggalkan Damar yang masih mengelus lengannya.

~⚔️~

Kini kedua pasangan yang baru berpacaran seminggu lebih ini tengah berada di depan televisi sembari menonton tayangan kartun si kembar botak, siapa lagi kalau bukan Upin Aripin, eh, Upin dan Ipin.

"Mau gak?" Ilya menawarkan nasi gorengnya pada Damar.

"Gak, gue udah makan tadi,"

"Bantuin, gue gak bakalan habis," Damar menghembuskan nafasnya berat, dan sedikit mendekatkan jaraknya dengan Ilya.

"Aaa..." Ilya menyuapkan Damar nasi goreng menggunakan sendok di tangannya.

"Ternyata lebih enak makan di suapin ya," Damar menaik turunkan alisnya.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang