DAMARA | 50

256 26 8
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Hari ini adalah hari di mana Damar dan Tim basket nya akan tanding melawan SMA Astraguna. Sedari tadi ia mencari keberadaan Ilya, tapi sepertinya gadis itu tidak akan kemari, padahal Damar sangat membutuhkan support dari Ilya.

Dengan langkah berat, Damar, Arslan, Sebastian, Gerald, dan Arhan memasuki lapangan basket, begitu juga dengan Tim lawan.

Sebelum pertandingan benar-benar di mulai, Damar masih mencari Ilya di kursi penonton, tapi sayangnya tetap tidak ada, yang Damar liat hanyalah Janet dan Antari yang begitu heboh menyemangati dirinya.

"AYO DAMAR! KAMU PASTI BISA!" Teriak Janet.

Antari melirik Janet sekilas dengan kedua alisnya yang di kerut kan. "GO DAMAR! GO DAMAR GO!" Teriak Antari tak mau kalah.

Damar memutar kedua bola matanya malas, membuat Arslan dan Gerald tertawa. "Fans lo heboh juga ya," ledek Sebastian.

"Fokus Mar, kita mau tanding ini, nanti kalo menang kita makan-makan di rumah gue," lanjut Sebastian.

Pertandingan pun di mulai, Damar mengoper bola pada Arslan yang jaraknya tak terlalu jauh dengannya untuk memasukkan bola basket ke dalam ring, tanpa kesulitan Arslan berhasil mencetak poin untuk SMA Wirmandala, dengan skor 1-0.

Di tempat lain, Steven mengajak Ilya yang sebentar lagi memulai kemoterapi ke taman rumah sakit, dengan harapan kalau pikiran Ilya akan lebih relaks. Steven berjongkok agar posisinya sepantaran Ilya, ia mengambil tangan Ilya untuk di genggam, Steven merasa kalau tangan Ilya begitu dingin saat di genggam.

"Tenang, gue ada di sini kok,"

"Hari ini Damar tanding, gue seharusnya ada di sana, kasih semangat buat dia,"

"Tapi kan lo mau kemo, lo harus pikirin kondisi lo juga, katanya mau sembuh, biar bisa sama Damar terus,"

Ilya menghela nafasnya berat, apa yang dikatakan Steven ada benarnya juga, ia harus memikirkan kondisinya supaya sembuh.

"Nih, gue di kirimin sama Jessy tadi," Steven menunjukkan foto Damar sebelum memulai tanding basket tadi, Ilya tersenyum manis saat melihat Damar yang tampak sangat keren, melihat foto Damar bagaikan obat ajaib baginya.

"Kata Jessy tadi Damar kayak nyariin lo terus," lanjut Steven.

"Iya tah?" Tanya Ilya tak percaya.

"Ya, katanya sih gitu,"

"Oh iya, lo harus balik ke kamar lo, karena 5 menit lagi lo bakalan kemo, ayok," Steven kembali mendorong kursi roda Ilya menuju ruang inap Ilya.

~⚔️~

Akhirnya permainan basket pun dimenangkan oleh SMA Wirmandala, tentunya hal ini di sambut dengan senang para guru dan juga murid-murid. Selesai tanding, Damar mengambil ponselnya yang ia simpan di dalam loker, ia mengerutkan keningnya saat ada nomor tak di kenal mengirimkan foto Ilya yang duduk di kursi roda dan Steven yang mendorongnya.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang