DAMARA | 14

630 49 16
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Kini para siswa dan siswi kelas 11 IPA 3 tengah berada di lapangan, setelah melakukan pemanasan dan berlari sebanyak lima kali memutar lapangan. Banyak dari mereka yang sudah lelah, termasuk Ilya, gadis itu meneduhkan dirinya di bawah pohon sembari mengipas-ngipas wajahnya menggunakan tangan kanan nya.

"Buat lo," Arhan memberikannya minuman kemasan.

"Eh, makasih," Arhan mengangguk, dan duduk di sebelah Ilya.

"Wajah lo pucet, ke UKS aja sana, nanti biar gue yang bilang ke pak Mardi,"

"Enggak, gue gak apa-apa kok,"

Tanpa mereka sadari kalau ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka berdua dengan wajah kesal dan tangannya satunya yang terkepal kuat.

Bruk!

Lemparannya tepat sasaran, bola basket di tangannya tadi sudah berhasil mengenai Arhan. Arhan mencoba menahan emosinya, ia mengambil bola basket yang tadi mengenai bahunya dan melemparnya ke arah bawah.

"Maksud lo apa?" Marah Arhan pada Damar, ya, Damar lah yang melempar bola basket tadi.

Damar tersenyum devil. "Bola nya sendiri yang mau ke arah lo,"

"Breng-"

"Arhan! Damar! Udah, jangan berantem!" Ilya mencoba memisahkan kedua cowok itu sebelum Arhan dan Damar saling pukul.

"Diem lo! Udah tau punya cowok, tapi masih aja gak bisa jaga hati." Damar pergi dengan wajah kesalnya.

Mita menghampiri Ilya dan Arhan. "Ilya, lo gak apa-apa?" Tanya Mita khawatir.

"Gak apa-apa, Mita,"

"Ta, lo bawa Ilya ke UKS, wajah dia pucet," titah Arhan.

Mita mengangguk. "Ayok,"

"Tap-"

"Udah ayok," Ilya menghembuskan nafasnya berat.

"Iya," Mita dan Ilya pun pergi ke UKS.

~⚔️~

Damar duduk di sebelah Gerald, ia meminum air mineral di hadapannya hingga tandas. Gerry yang melihat itu meneguk salivanya dengan susah.

"Kenapa, Mar?" Tanya Arslan.

"Sepertinya sedang ada yang cemburu?" Tebak Al.

"Cemburu kenapa tuh?" Ledek Gerry.

Niatnya ingin menenangkan diri, tapi Damar malah merasakan sebaliknya, akhirnya cowok itu memilih untuk kembali pergi, entah kemana.

"Damar mau kemana? Ayok mabar Pou aja sama gue," teriak Al.

"Eh lo Pou?" Tanya Gerry pada Al.

"Punya,"

"Kenapa gak bilang? Yok ah mabar!" Ucap Gerry antusias.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang