DAMARA | 65

186 12 1
                                    

Lagi dan lagi Ilya merasa dikecewakan oleh kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi dan lagi Ilya merasa dikecewakan oleh kedua orang tuanya. Sepulang dari cafe tadi, Ilya memilih menyendiri dari pada bercerita kepada Bi Sari yang masih dengan setianya menunggu Ilya di balik pintu kamar.

Ilya menahan suara tangisnya agar tak di dengar Bi Sari. Sejujurnya Ilya ingin menangis sekencang-kencangnya untuk meluapkan rasa sakit yang ada di hatinya, tapi di sisi lain ia tak ingin membuat Bi Sari khawatir karena suara tangisannya.

"Non, kalo perlu apa-apa, panggil Bibi ya," ujar Bi Sari yang tak mendapatkan respon apapun dari Ilya.

Bi Sari pun memilih pergi dari kamar Ilya karena mengingat kalau masih ada pekerjaan yang harus ia kerjakan.

Ilya meraba permukaan kasurnya saat mendengar rite note tanda pesan masuk. Dengan keadaan mata sebab, Ilya membuka room chat nya untuk membalas pesan dari Damar.

Damrese:

Nnti mlm dtg ke grand megantara hotel ya.

Damrese:

Aku tunggu...

Ilya mengerutkan keningnya saat membaca dalam hati pesan dari kekasihnya itu.

Damar ajak aku ke hotel? Mau ngapain? Tanyanya dalam hati.

~⚔️~

Sementara di tempat lain, tepatnya di grand megantara hotel. Sayup-sayup Damar mendengar suara perempuan tengah berbicara sendiri sembari menatap ponsel di tangannya.

"Janet?" Damar langsung merubah posisinya menjadi duduk kala melihat Janet yang sedang duduk di meja rias tepat di hadapannya.

Janet tersenyum dan kembali menaruh ponsel milik Damar yang tadi ia pegang di atas meja, dan berjalan ke arah pemuda itu.

"Hai, sayang. Gimana? Udah enakkan?" Janet membelai pipi Damar, tapi Damar malah mengusap kasar pipinya yang tadi di sentuh oleh Janet.

"Nggak usah pegang-pegang gue!" Ucap Damar tak suka.

"Salah ya kalo gue pegang-pegang calon tunangan sendiri?"

"Jangan halu! Gue nggak akan pernah mau tunangan sama cewek licik kayak lo."

Janet malah tersenyum sinis. "Lo boleh bilang kayak gitu, tapi semua akan sia-sia, Damar sayang. Karena, malam ini kita bakal tunangan," ucap Janet dengan girang.

"Dan, pacar kesayangan lo itu bakal hadir di acara bahagia kita," Damar membulatkan matanya terkejut mendengar ucapan Janet.

"Gue udah minta dia untuk dateng ke sini pakai hp lo. Dan si Ilya yang malang, bakal liat sendiri pakai mata kepalanya gimana meriahnya acara kita malam ini," Janet tertawa puas seraya membayangkan wajah Ilya nanti saat melihat Damar memasangkan cincin ke jari manis Janet.

Damar mengepalkan kuat kedua tangannya, ia menahan emosinya agar tidak memuncak. "Dasar cewek licik nggak tau diri! Berani-beraninya tangan kotor lo pegang hp gue!"

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang