DAMARA | 69

195 14 5
                                    

Setelah dari ruang pos security tadi, Damar langsung bergegas ke kamar Janet saat ia tak mendapati Janet di ruangan sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dari ruang pos security tadi, Damar langsung bergegas ke kamar Janet saat ia tak mendapati Janet di ruangan sebelumnya. Ketika hendak membuka pintu secara paksa, Damar mendengar samar-samar suara Janet yang sedang bertelponan dengan seseorang.

Lima menit berlalu, Damar tak mendengar lagi suara Janet yang sedang bertelponan, malah ia mendengar suara langkah kaki dari dalam kamar janet yang semakin lama, semakin mendekat. Damar mencari-cari tempat mana yang akan ia gunakan untuk sembunyi, dan Damar menemukan sebuah tanaman yang menurutnya bisa ia gunakan sebagai tempat persembunyiannya.

Damar sedikit menyipitkan matanya saat melihat seseorang yang keluar dari dalam kamar Janet dengan gerak-gerik mencurigakan. Tanpa sepengetahuan orang tersebut, Damar mengikutinya dari belakang, sesekali orang tersebut menoleh, namun dengan cepat Damar bersembunyi agar tak ketahuan.

Tiba di basement, orang yang Damar ikuti masuk ke dalam mobil sedan berwarna putih. "Dia masuk ke mobilnya Janet. Fix, itu Janet, dan dia yang culik Sabil,"

Damar mengambil ponselnya dan mengubungi Arslan untuk mengikuti mobil Janet yang baru saja keluar dari basement.

Tak lama kemudian, Gerald pun menyusul Damar ke basement untuk sama-sama mengikuti mobil sedan yang Damar yakini milik Janet.

Aku harap kamu nggak kenapa-napa, Bil. Tunggu aku ya, sebentar lagi aku pasti temuin kamu, ucap Damar dalam hati sembari memejamkan matanya.

Ketika sudah setengah perjalanan, tiba-tiba saja mobil tersebut malah masuk ke dalam tol, hal ini membuat Damar dan teman-temannya kehilangan arah mobilnya Janet.

"Terus gimana, Mar?" Tanya Arslan.

"Bangsat! Kenapa harus masuk tol segala." Umpat Damar menatap mobil Janet yang perlahan-lahan menghilang.

~⚔️~

Haidar kembali setelah membelikan obat untuk Ilya ke apotek. Ia langsung memberikan obat yang di belikannya tadi pada Janet. "Nih obat, sama makanannya,"

"Nyusahin banget sih lo," kesal Janet pada Ilya yang masih belum membuka matanya.

Janet meminumkan obat pada Ilya sembari menepuk-nepuk pipi Ilya agar gadis itu sadar, dan usahanya kali ini berhasil. Ilya kembali membuka matanya setelah pingsan selama satu jam.

"Ja-Janet. Lo kerjasama sama Haidar?" Tanya Ilya masih dengan suara yang lemas.

Janet berdiri dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Kenapa? Kaget?"

"Cocok sih. Dua-duanya sama-sama sampah,"

"Apa lo bilang!" Janet menjambak rambut Ilya kuat, rasanya hampir sama dengan jambakan yang Haidar lakukan tadi.

Ilya menggigit tangan Janet yang digunakan untuk menjambaknya, tapi kali ini Janet malah menampar Ilya. "Bangsat ya lo!" Geram Janet.

"Ayo, siksa gue lagi. Lakuin apa yang mau kalian lakuin sama gue," ucap Ilya dengan air mata yang sudah mengalir.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang