DAMARA | 10

780 60 36
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Sejak mengetahui kalau Mama nya pulang ke rumah, senyuman Ilya tak pernah luntur, akhirnya, setelah lima bulan lamanya tak bertemu dengan sang Mama, karena mengingat kalau Riona adalah seorang pebisnis, yang sering melakukan perjalanan baik dalam maupun luar negeri, hanya untuk mengurus bisnisnya. Begitu juga Gunawan, sang Papa, mereka selalu saja sibuk dengan dunia nya masing-masing, dan membiarkan Ilya tumbuh tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya, untunglah ada bi Sari yang sanggup menggantikan peran kedua majikannya dalam mengurus Ilya, jadi Ilya masih bisa merasakan apa yang namanya kasih sayang.

"Mama pulang nya nggak sama Papa?" Tanya Ilya yang berada di hadapannya.

"Enggak, mungkin Papa kamu masih lama pulang nya," Ilya mengangguk sembari memasukan roti ke dalam suapannya.

"Ma-"

"Maaf ya Ilya, Mama harus ngecek kantor cabang Mama yang baru buka," Ilya tersenyum getir, baru saja ia ingin meminta Mama nya untuk mengantarnya pergi ke sekolah, tapi- ah sudah lah, Ilya sudah biasa merasakan seperti ini.

"Iya Ma, hati-hati ya,"

~⚔️~

Pukul sembilan pagi Damar baru tiba di sekolah akibat bangun ke siangan, ia menyipitkan matanya saat melihat kelasnya yang begitu rusuh.

"Ada apa?" Tanya Damar pada salah satu siswa yang habis melihat ke kelasnya.

"Ada cewek pingsan, kalo nggak salah namanya Il-"

"Sialan." Umpat Damar sembari meninggalkan murid perempuan tadi.

"Gile, Damar abis ngajak gue ngomong?" Tanya murid perempuan itu pada dirinya sendiri.

Damar melangkah dengan cepat setelah mengetahui kalau di kelasnya ada yang pingsan, tanpa mendengar lanjutan dari siswa tadi, Damar sudah langsung tahu kalau yang pingsan adalah Ilya. Damar segera menggendong Ilya ketika Arhan baru saja ingin menggendong gadis itu.

"Berani lo sentuh dia, gue tonjok lo." Damar pun keluar dari kelasnya sembari menggendong Ilya, dan membawanya ke UKS. Sepeninggalan Damar yang menggendong Ilya tadi, keadaan kelas menjadi hening karena melihat adegan langka dari seorang Damar, sebenarnya ada hubungan apa di antara keduanya? Itulah yang menjadi pertanyaan besar satu kelasnya.

"Damar udah jedor neng Ilya belum sih?" Tanya Gerry pada Sebastian.

Sebastian mengangkat kedua bahu nya, seolah mengatakan kalau ia tak tahu.

"Ilya ada cerita gak kalo dia udah jadian sama Damar?" Kini Gerry bertanya pada Mita.

Mita sedikit menjaga jaraknya dengan Gerry. "Lo siapa? Kita pernah kenal?" Mendengar ucapan Mita membuat satu kelas tertawa di buatnya.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang