DAMARA | 24

425 42 23
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Steven duduk di atas motor ke sayangnya, cowok itu sudah memakai helm full face nya dan matanya terus saja menatap salah satu gadis yang tengah berjalan bersama teman sebangkunya sambil bercanda ria.

"Ilya, gue duluan ya," pamit Mita sembari naik ke atas motor Honda CFR berwarna hitam bercampur hijau milik Gerry.

"Hati-hati ya, Mita," Mita mengangguk sebelum memakai helm pemberian Gerry.

"Bye, Ilya," Mita memberikan lambaian tangan pada Ilya, Ilya pun sebaliknya.

Setelah Mita benar-benar pergi, Ilya menghela nafas berat, dan kembali melangkah kakinya menuju luar gerbang lalu pergi ke apartemen milik sang kekasihnya, yakni Damar.

Saat Ilya tengah menunggu angkutan umun di depan halte yang jaraknya tak terlalu jauh dari sekolahnya, ada sebuah motor yang cukup Ilya kenali, berhenti tepat di hadapannya.

"Steven?"

"Ayok, gue anter ke apartemen nya Damar," Tawar Steven.

Ilya mengerutkan keningnya, bagaimana cowok blasteran itu bisa tahu kalo Ilya akan pergi ke apartemen Damar?

"Tadi, Damar yang minta tolong sama gue buat anterin lo," ujar Steven saat melihat Ilya tampak kebingungan.

"Beneran gak apa-apa kalo gue ke sana nya sama lo?" Tanya Ilya.

"Iya, gak percaya kalo Damar yang suru? Nih gue tunjukin chat nya," Steven mengambil ponselnya yang ia taruh di dalam tas.

"Eh, gak usah! Gue percaya kok," Ilya menahan agar Steven tak mengambil ponselnya.

Mendengar itu, membuat Steven kembali menutup tas nya, lalu ia memakai tas nya lagi.

"Ayok?" Ilya mengangguk, ia berjalan mendekat pada Steven, Steven memberikan Ilya helm milik adiknya, Stevani.

"Lucu banget helm nya, gambar Doraemon," Ilya sedikit berkekeh.

"Itu punya adik gue, Stevani,"

"Lo punya adik?"

"Iya, kelas 5 SD," Ilya mengangguk paham.

"Ayok, jadi berangkat gak?"

"Eh iya, sorry, sorry," Ilya naik ke atas motor milik Steven. Tanpa Ilya sadari kalau Steven diam-diam meliriknya lewat kaca spion sembari tersenyum.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang