DAMARA | 25

412 35 7
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Steven baru saja keluar dari toilet, tapi tiba-tiba saja matanya di kejutkan oleh seorang gadis yang tergeletak di lantai toilet dengan tissue di tangannya yang banyak darah.

Menyadari kalau tak ada orang lagi di sini selain dirinya dan juga gadis yang pingsan itu, dengan langkah berat Steven masuk ke dalem toilet perempuan untuk membantu gadis itu.

"Ilya?!" Steven segera berjongkok untuk mengecek kondisi Ilya, ia mulai menempelkan jari telunjuknya ke hidung Ilya, cowok itu bernafas lega karena hembusan nafas Ilya masih ada.

Tanpa lama-lama, Steven menggendong tubuh Ilya, ia ingin membawa Ilya ke rumah sakit lewat pintu belakang, kalau Steven membawa Ilya keluar lewat pintu depan, bisa-bisa pesta ulang tahun Gerry akan di hentikan.

"Sabar ya Ilya," ucap Steven pada Ilya yang ada di dalam gendongannya.

Akhirnya Steven sampai di tepi jalan, ia langsung memberhentikan taksi yang lewat di depannya.

"Pak, rumah sakit Medistra Bachtera ya," ujar Steven pada sang supir sebelum supir itu melajukan mobilnya.

"Baik mas," ucap supir itu dan mulai menjalankan mobil menuju tempat yang di maksud Steven tadi.

~⚔️~

Damar melirik ke arah kanan dan kiri, mencari keberadaan Ilya, sudah hampir 20 menit lamanya gadis itu belum juga memunculkan batang hidungnya, membuat Damar menjadi khawatir.

"Chal, lo liat Sabil gak?" Tanya Damar pada Chalis yang sedang duduk sembari memakan cake bersama Mita.

"Enggak tuh, emangnya Ilya kemana?"

"Tadi bilangnya ke toilet, tapi kok lama banget?"

"Eh seriusan di toilet? Tadi gue abis dari sana gak ada siapa-siapa kok," sambung Mita.

Damar segera berlari ke arah toilet perempuan, dan benar saja apa yang di katakan oleh Mita, tidak ada siapapun di sini.

Damar mengambil ponselnya untuk menghubungi Ilya, tapi keningnya mengerut saat mendengar nada dering telepon terdengar dari dalam toilet, Damar terus mengubungi Ilya sembari mengikuti arah suara ponsel milik Ilya. Damar membungkukkan badannya, ia menemukan ponsel milik Ilya tergeletak di lantai toilet.

"Damarese?" Damar membaca kontak namanya di ponsel milik Ilya.

Damar kembali fokus pada tujuan awalnya, ingin mencari Ilya. Ia mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang