DAMARA | 53

246 24 8
                                    

~⚔️~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~⚔️~

Lion yang datang untuk membesuk di kejutkan dengan mata Ilya yang bengkak, Lion yakin sahabatnya ini habis menangis semalaman.

Di tarungnya bunga kesukaan Ilya di samping tempat tidurnya, dan Lion menarik kursi lalu ia dekatkan dengan Ilya. "Di apain sama Damar?"

Ilya berharap kalau Lion tidak akan menanyakan itu, karena saat ini Ilya masih sensitif sekali soal Damar, terbukti Ilya kembali menangis, padahal Lion hanya bertanya seperti itu.

"Hei, it's ok, jangan nangis lagi," Lion duduk di sisa-sisa tempat yang tersedia di atas tempat tidur pasien, dan di peluknya Ilya, seolah Lion sedang memberikan kekuatan pada sahabatnya itu.

"Kamu kalo nangis terus jadi jelek, nih liat," Lion menunjukkan ponselnya yang memang sebelumnya kameranya sudah ia buka.

Saat Ilya tengah melihat kondisi matanya lewat kamera ponsel Lion, dengan jail nya, Lion malah menekan tombol volume, yang artinya gambar Ilya tadi ke ambil.

"Lumayan, buat takut-takutin tikus," Ucap Lion sembari menaruh kembali ponselnya.

"Terserah deh," jawab Ilya pasrah.

"Kamu kenapa, Yaya? Damar jahatin kamu? Mau aku kasih pelajaran dia? Mau request nggak? Pake tangan yang kanan atau kiri?"

Ilya menggeleng. "Damar nggak jahat, tapi aku yang jahat sama dia, Ion, aku udah nggak jujur sama dia kalo aku sakit, andai aku kasih tau dia dari awal, pasti semuanya nggak akan kayak gini, aku kangen sama Damar,"

"Ya udah, nanti aku ketemu sama Damar buat bilang maaf atas nama kamu ke dia, gimana?"

"Makasih ya, Ion. Soalnya dari semalem aku coba hubungin dia, tapi nggak dia angkat,"

"Oke, tapi nanti ya, sekarang kamu mau jalan-jalan nggak?" Ilya mengangguk antusias, ia paling suka di ajak ke taman, karena tempatnya ramai, Ilya sangat suka keramaian.

"Ion, liat deh," Ilya menunjukan helaian rambutnya yang rontok cukup banyak semalam.

"Nggak apa-apa, kamu masih cantik kok, apalagi kalau senyum,"

"Coba, mana senyumnya?" Ilya mulai tersenyum manis, membuat Lion juga ikut tersenyum.

"Eh jangan lama-lama senyumnya,"

"Kenapa?" Tanya Ilya bingung.

"Aku takut diabetes, soalnya senyum kamu manis banget,"

Pluk!

Ilya memukul lengan Lion, Lion hanya meringis kecil sebelum akhirnya ia menduduki Ilya di atas kursi roda dan mendorongnya untuk menjelajahi taman.

~⚔️~

"Nih," Abian memberikan Damar sebuah map tebal berwarna hitam.

"Peninggalan Bunda kamu," lanjut Abian saat melihat wajah Damar yang kebingungan.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang