Wine

1.4K 186 20
                                    

Hai, semoga kalian dalam keadaan baik. Terimakasih untuk yang masih nunggu dan support cerita-cerita yang gue bikin. Semoga ke depan kita bisa lebih sering ketemu dan interaksi. I wrote this part as an early christmas gift. Enjoy, see you!
____________________________

Sebetulnya niatku langsung kembali ke kamar, tapi entah mengapa langkahku terayun menuju beach club resort yang malam ini rupanya lebih ramai dari semalam. Tadinya aku akan duduk di samping kolam, tapi sesuatu di bar menyita perhatianku.

Seorang perempuan dengan dress pantai putih duduk di sana. Dari semua pengunjung di bar, ia terlihat paling mencolok. Matanya menatap malas orang-orang yang tengah berdansa di samping di samping kolam, tapi sepertinya ia tak berniat pergi dari sini. Bartender dengan sigap menuang minuman setiap kali gelasnya kosong.

"Mind if I sit here?"

Ia menoleh, sebelah alisnya terangkat melihatku. Seperti terganggu dengan pertanyaanku. Atau mungkin keberadaanku.

"Emang ada tulisan dilarang duduk?" Ia balik bertanya. Nadanya sangat datar.

Aku tersenyum tipis, duduk di kursi sebelahnya.

"Vodka martini please," pintaku pada bartender. Laki-laki gondrong itu mengacungkan jempol, segera membuat pesananku.

Aku memutar kursi, ikut memperhatikan orang-orang yang tengah berdansa mengikuti musik yang dimainkan oleh dj lokal yang belakangan sering kulihat keberadaannya di beberapa pesta yang kuhadiri. Sedang naik daun rupanya.

"Sendiri aja?"

Ia menatapku sebentar, kembali menyesap minumannya. "Lo liat ada orang lain di sini?" Ia kembali membalas dengan sinis.

Lagi-lagi aku tersenyum.

"Vodka martini."

"Thanks." Kataku pada bartender itu.

Kuangkat gelasku sambil mengangguk, tersenyum pada perempuan itu, tapi ia balas dengan memutar bola mata malas.

Ia menyodorkan kartu kredit pada bartender, lalu beranjak setelah pembayarannya selesai. Buru-buru aku membayar dan mengejarnya.

"Hei."

Menoleh, ia berhenti dan memberiku tatapan heran. Kedua tangannya menyilang.

"Mau minum di tempat gue nggak?"

Ekspresinya semakin heran saja. Ia tatap aku dari atas sampai bawah. "Sorry, I don't drink cheap wine," katanya. Berbalik dan kembali melangkah menjauh.

Aku menunduk, melihat tangan kiriku, menyadari apa yang membuat perempuan itu sedikit lama memandangi bagian bawah saat ia memperhatikanku tadi. Aku terkekeh.

"Bos!"

Menoleh, kudapati Yohan yang sedikit berlari ke arahku. "Gue cariin dari tadi taunya di sini. Gue sampe muter ke lobi lagi, kirain lo masih di sana. Mana tadi minuman gue."

Kusodorkan botol itu padanya.

"Thanks ya udah dipegangin. Jadi ngerepotin lo. Gue balik ke kamar dulu. Sampe ketemu besok bos." Laki-laki itu berlalu membawa wine dua ratus ribu yang tadi ia beli di minimarket.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang